Jumat, 11 Juli 2014

-Pokus, Pan, Pres and Sfortip-

Juli, 200x



04.30 am




"e dodo e...kiapa pe sepi skali ni tampa?" tanya andreas sewaktu berjalan dari kamarnya menuju kamarku setelah sebelumnya aku bangunin dia.

(e dodo e...kenapa sepi sekali tempat ini?)




"sekarang baru jam lima ndre, klo mau rame ke pasar sana."



"hehe...juteknya ngana babicara nji."

(jutek banget kamu ngomong nya nji)



"ndre, aku baru bangun tidur langsung denger kamu ngomong manado, pusing tau."



"iya iya...klo pagi-pagi ngana babicara indonesia."



"itu masih manado tau. dasar jarkoni!" balas aku kesal.



"wah, jarkoni nya udah keluar tuh. maaf ya nji. kamu udah solat subuh belum?" tanya andreas sambil memijit-mijit bahuku, biasanya klo aku lagi marah, andreas langsung memijit-mijit bahu supaya marahnya aku cepat reda.



dari kecil, biasanya klo aku sudah kelewat kesal dengan perilaku seseorang, aku selalu berkata jarkoni, sebuah akronim dari bahasa jawa ; "iso ujar , ning ora iso nglakoni", yang artinya bisa berbicara tapi tidak bisa melakukan atau istilah kerennya NATO (No Action Talk Only).

setelah membangunkan andreas, kita berdua kemudian memilih untuk shalat berjamaah di kamarku, tadinya mau ke masjid tapi ternyata pintu pagar di gembok. Dulu, sewaktu kami masih di kuningan, shalat subuh hampir tiap hari ke masjid. kebetulan aku dan andreas memang bertetangga, jadi kita selalu pergi ke masjid berdua. banyak yang kaget dengan andreas, termasuk aku ketika tahu andreas ternyata seorang muslim. biasanya orang manado dengan penampakan seperti andreas yang sekilas mirip chinese selalu identik dengan non-muslim. selidik punya selidik, dulunya ayah andreas memang non muslim tetapi kemudian memutuskan untuk menjadi muallaf ketika memutuskan menikah dengan ibunya andre yang keturunan aceh, dimana orang aceh terkenal sangat religius dan teguh memegang syariat islam.
dibandingkan denganku, andreas terkenal sebagai anak yang rese di sekolahnya. karena dia terkenal sering menggoda teman-teman yang lain. kebetulan, orang manado terkenal ceplas-ceplos dalam berbicara, jadi apa yang ada dipikirannya saat itu juga, ya itu yang dia katakan. dan setiap bertemu orang, andreas selalu berkomentar sesuka hatinya, tidak perduli orang itu suka atau malah sakit hati dengan omongannya. banyak yang bilang andreas itu rese, sombong, suka seenaknya sendiri dan lain-lain, aku juga mengakuinya sih tapi diatas semua itu andreas terkenal setia kawan. klo ada teman yang kesusahan, pasti dia yang pertama kali membantu, klo ada teman yang sakit, pasti dia yang pertama kali jenguk. seingatku, aku bisa berteman akrab dengan andreas karena dia adalah orang yang pernah menolongku sewaktu aku sedang susah.
waktu itu, ketika aku masih duduk di bangku smp kelas satu, aku selalu membawa banyak kueh yang biasanya aku masukkan ke dalam kantong plastik besar untuk aku jual di sekolah. kueh buatan bu'e itu tiap harinya aku jual untuk membantu bu'e mencari tambahan uang dapur. maklum, waktu itu pa'e masih merintis karir sebagai seorang pns di salah satu instansi di kota kuningan. gaji pa'e masih tergolong pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang mempunyai tiga orang tanggungan, aku, Delviandra Bagas Saputra adik laki-laki sekaligus anak kedua yang biasa aku panggil bagas, dan yang paling bungsu dari tiga bersaudara, Almeira Pramodyawardhani yang biasa aku panggil nini.

kueh yang aku jual waktu itu banyak macamnya, ada risoles, kroket, dadar gulung, bika ambon, lapis, kueh srikaya, dan bolu gulung yang aku jual dari harga 250 - 500 rupiah tiap kueh. caranya aku mendapatkan untung cukup mudah, bu'e selalu mematok hari ini harus laku sekian ribu rupiah, kalau aku mendapat lebih berarti untungnya masuk ke kantong aku. lumayan buat tambah uang jajan. biasanya klo satu kantong kresek itu belum habis terjual di sekolah, aku pasti jualan berkeliling di sekitar kampung yang ada di belakang kompleks rumah karena disana selalu ada anak-anak yang biasanya suka main bola atau main layangan di lapangan.

pernah suatu waktu aku berlari dari sekolah menuju lapangan kampung itu untuk menjual sisa kueh hari ini, sialnya karena tergesa-gesa, aku terjatuh dan kantong kresek yang aku pegang telempar ke selokan, padahal kueh yang ada di kantong masih banyak. singkat cerita, aku berpapasan dengan andreas di jalan dan aku langsung bercerita kepada andreas atas kejadian yang barusan aku alami. mungkin karena merasa iba, andreas akhirnya meminjamkan uang sebanyak sepuluh ribu rupiah untuk mengganti kueh-kueh itu dengan syarat, selama satu bulan aku harus memberinya satu kueh gratis setiap harinya. aku langsung mengangkuk setuju soalnya tiap hari pasti mendapat jatah dua buah keuh dari bu'e. semenjak kejadian itu, aku dan andreas mulai akrab sampai sekarang.

kembali kepada hari ini, hari senin di awal bulan juli. kebetulan hari ini adalah hari pertama kami menjalani mos di sekolah. walaupun sekolah kami berdua itu beda tapi waktu mos nya sama, serempak di seluruh sma sebandung raya. makanya hari diwaktu sepagi ini, aku dan andreas sudah mulai disibukkan dengan segala bentuk persiapan untuk mos. mulai dari bangun pagi-pagi, menyiapkan 'bekal' untuk sarapan yang sudah ditentukan oleh panitia mos, sampai barang-barang keperluan seperti tas, buku, seragam, topi,dll. segala sesuatu nya harus kami persiapkan sendiri karena tidak ada orang tua yang membantu.

untuk bekal nya, aku sudah menyiapkannya semenjak sore, ada yang aku masak sendiri, ada juga yang dimasak oleh bibi penjaga kosan yang seebelumnya sudah dipesankan oleh ibu kos untuk membantu semua kebutuhan kami selama mos berlangsung. dibandingkan dengan andreas,
keperluan mos yang aku persiapkan masih tergolong sederhana karena sekolahku hanya menyuruh untuk membawa tas selempang dari kain beserta tugas-tugas kecil dan dua buah atribut, prototipe (name tag) dan pita kecil berwarna hitam. sementara andreas, parah deh. mulai dari topi karton berbentuk kerucut, kaos kaki warna-warni, beberapa buah karet gelang warna warni, dasi, dll. pokoqnya rame banget deh kostumnya andreas. klo aku mah cuma baju seragam smp, topi dan dasi smp klo ada, kaos kaki dan sepatu warna hitam, udah deh beres.
05.30 am



aku sedang berbaris rapih di halaman depan gedung sekolah bersama dengan anak-anak yang lainnya. klo tidak salah ada sekitar 300-an lebih anak yang mengikuti mos kali ini yang semuanya dibagi dalam 40 gugus yang masing-masing gugus beranggotakan 8 orang. aku sendiri berada di gugus lima, bersama dengan 3 orang cowo dan 4 orang cewe.

sebenarnya aku belum pernah bertemu dengan mereka semua sebelumnya, dan aku juga berharap semoga anggota kelompokku kali ini isinya bukan orang sunda semua karena aku pernah mengalami kejadian buruk dengan bahasa sunda. walaupun sudah tinggal tiga tahun di kuningan yang mayoritas orang-orangnya menggunakan bahasa sunda, bahkan bu'e sendiri sering menggunakan bahasa sunda dirumah yang kadang bercampur dengan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan pa'e. untungnya, di antara 7 orang anak, ada 2 orang anak cowo yang berasal dari bekasi dan indramayu yang sama-sama tidak mengert bahasa sunda.

sewaktu berkumpul di depan lapangan, terlihat banyak di antara peserta yang sudah terlihat akrab mengobrol dengan teman satu kelompok bahkan dengan kelompok lain. sempet kaget juga sih ternyata anak-anaknya cepat akrab satu sama lain, pikirku. sayangnya, pikiranku salah, putri, teman satu kelompokku yang memberitahu klo dunia di sma ini hanya selebar daun kelor. bayangkan, 45% siswanya berasal dari smp 5, 35 % dari smp 2, 20 % dari smp lain di bandung, sisana, 10% berasal dari luar daerah. lucunya, smp 5 dan smp 2 yang letaknya saling bersebelahan kebanyakan sudah saling mengenal kemudian sisanya yang 20 % dari smp lain juga sudah saling mengenal sewaktu ikut les atau bimbingan. jadi,ada sekitar 90% murid yang sebelumnya sudah saling mengenal, minimal menyebut aku temennya si 'anu' yang bersekolah di smp lain ternyata orang yang kita tanya itu saudara atau teman lesnya si 'anu' juga. benar-benar dunia yang sempit.



"siswa kelas satu. semuanya menghadap ke depan! jangan ada yang mengobrol!"



sebuah suara tiba-tiba terdengar keras sekali yang diteriakkan lewat sebuah megaphone. seketika itu juga, suasana yang semula gaduh berubah menjadi sunyi senyap. bahkan semua anak yang semula terlihat asyik mengobrol tiba-tiba kepalanya langsung tertunduk karena takut. dengan mengumpulkan.



"kalian tidak dengar??? menghadap ke depan! bukan menunduk!!"
suara itu terdengar lagi memecah keheningan kami. semua anak akhirnya berani menatap ke depan, termasuk aku. sekarang, di depan kami terlihat beberapa orang berseragam putih abu-abu yang berbaris rapih di dekat tiang bendera. sementara di tengahnya, ada seorang cowo yang berdiri di atas sebuah kursi kayu sambil memegang megaphone. orang itu bernama kang amar, ketua mos kami selama beberapa hari ini. kang amar kemudian menerriakkan beberapa buah peraturan yang harus kami taati selama mos berlangsung. kami lalu disuruh untuk segera berkemas menuju aula yang sudah dipersiapkan untuk acara penyambutan siswa baru, tetapi sebelumnya kang amar menyuruh kami untuk menghapal semua nama teman satu gugus kami.

itu artinya aku harus menghapal 7 nama orang, lengkap dengan nama kepanjangannya, klo salah katanya sih akan kena hukuman dari tatib. kami pun dikondisikan untuk memasuki aula yang cukup besar tapi terlihat gelap dan menyeramkan. kirain aku walaupun sekolah ini memang sekolah kuno, aulanya udah sedikit modern atau gimana gitu, tapi ternyata aula merupakan salah satu spot yang paling serem di sekolah ini. beberapa orang panitia kemudian mulai merapikan barisan kami semua lalu menyuruh kami mengeluarkan alas duduk yang telah disuruh sebelumnya dan akhirnya kami disuruh untuk duduk di dalam aula untuk mendengarkan sambutan dari kepala sekolah. cukup lama juga pak kepala sekolah memberikan sambutannya, tetapi anak-anak tampak sibuk mencatat rangkuman pidato dari pa kepsek, bukan karena kita yang terlalu rajin tapi karena udah disuruh sama kakak kelas untuk mencatat klo ngga mencatat ya pasti kena hukuman. kemudian setelah beberapa lama, sampailah juga pada penghujung pidato dari pa kepsek ;
"anak-anakku kelas satu yang bapak sayangi dan bapak cintai, bapak ucapkan selamat mengikuti rangkaian acara PLiST tahun ini!!!!" teriak pak kepsek dengan semangat yang dibarengi dengan riuhan tepuk tangan dari anak-anak kelas satu.

(PLiST = Pengenalan Lingkungan Sekolah xxxx)



"remember, TIOxSHSE will taught you a lot of things that you haven't imagine before." kali ini pa kepsek sok gahul dengan pidato menggunakan bahasa inggris, kembali disambut oleh tepuk tangan yang meriah dari semua orang yang ada di aula.

(TIOxSHSE = The Introducing of x Senior High School Environment ; TIOxSHSE adalah versi gahul dari PLiST)



"my beloved students, TIOxSHSE will taught you four things, pokus, pan, pres n sfortip!!!!" teriak pak kepsek menggunakan bahasa inggris yang dicampur dengan logat sunda.



"..........." otak-otak anak-anak kelas satu langsung nge-hang sewaktu mendengar kosakata gahul bahasa inggris yang baru ; pokus, pan, pres n sfortip.



mukaku yang semula tampak santai, langsung berkerut sewaktu mendengar kosakata gahul tersebut. sambil berusaha mengingat-ngingat lagi kata-kata yang diucapkan pak kepsek, aku lalu berusaha mencerna dan mengartikan kata-kata itu satu persatu. karena bingung, aku bertanya kepada putri yang kebetulan orang sunda.



"put..." tanyaku sambil menengok ke arah belakang karena barisan cewe ada di belakang barisan cowo.



"naon nji?" tanya putri balik.

(apa nji)




"itu tadi yang kata pa kepsek artinya apa put? ngga ngerti aku."



"nu mana nji? pan loba."

(yang mana nji? kan banyak.)



"itu, pokus, pun, pres sama sfortip."



"hahaha...emang dasar kacrut ini mah kepseknya."



"kacrut sih apaan put?"



"stres, gelo, sial. ya gitu lah nji. hahaha."



"hahaha. kamu yang bilang lho. eh iya, klo 'pres' itu apaan put? 'press' bukan?"



"bukan 'press' ai kamu. 'pres' teh 'fresh'."

(bukan press tau nji. pres tuh 'fresh')



"hah? kirain apaan! kenapa bisa jadi pres???"



"hahaha. namanya juga orang sunda nji."



"klo 'pan' apaan put? frying pan??"



"hahaha, teu nyambung maneh mah. 'pan' teh 'fun' nji."

(hahaha, ngga nyambung kamu mah. 'pan' tuh 'fun' nji.)



"'fun'??? jadi 'pan'???? ampun deh. berarti 'pokus' tuh 'fokus' yah put?"



"heu euh nji."

(iya nji)



"terus ini 'sportif' kenapa bisa jadi 'sfortip' sih??? bingung aku put." tanyaku sambil menggaruk-garuk kepala.



"kan aku udah bilang nji, kepsek nya emang gelo. hahaha."



"anak-anak, ingat! sebelum acara selanjutnya dimulai bapak sarankan kalian untuk mempersiapkan stamina terlebih dahulu karena acara selanjutnya akan menguras tenaga kalian." tiba-tiba suara pak kepsek menghentikan pembicaraan aku dan putri.



"siap pak!" teriak anak kelas satu.



"kalian disuruh bawa enteh kan? sok sekarang diminum dulu entehnya." ucap pak kepsek yang kembali ditanggapai olehku dengan muka yang tak kalah bingung dari sebelumnya.



"put, enteh itu apaan?" tanya aku kembali kepada putri.



"enteh teh teh." jawab putri sambil membuka tas nya.

(enteh tuh teh)



"???????????" tatapku pada putri dengan muka yang penuh tanya.
09. 00 am




"keluarin barang-barang kamu." ucap seorang tatib kepada aku dengan nada bicara yang dibuat galak.



"i...iya kang." jawabku sambil mengeluarkan seluruh isi tas.



"minuman pacarnya kang sosro?" tanya si akang tatib.



"ba...bawa kang." jawabku sambil menunjukkan plastik bening berisi teh sosro.



"pocong hejo vegetarian??" tanya si akang lagi.

(hejo = hijau)



"ini kang." jawabku sambil mengeluarkan lontong lengkap dengan bungkus daunnya. *jurig! kenapa sih namanya harus pocong!!*



"batu manis nigeria??"



"ada kang." jawabku sambil menunjukkan satu plastik bening kecil berisi gula jawa.



"buah sedih??"



"siap kang." jawabku sambil menunjukkan buah apel malang.



"bagus. sekarang masukin semua barang-barang kamu ke dalam tas. saya hitung sampe 10! cepet!" teriak si akang.



"siap kang!" jawabku sambil buru-buru memasukkan barang kedalam tas.



"kamu mau masuk kelas???" tanya si akang sambil menatap muka saya lekat-lekat.



"iya kang."



"ada syaratnya."



"apa kang?"



"tebak-tebakan!"



"................" aku hanya bisa melongo ke arah si akang.



"kamu harus bikin tebak-tebakan yang segaring mungkin. garing pisan lah. segaring-garingnya!" ucap si akang.



"................"




"bisa ngga?!" teriak si akang.



"i...i..iya kang, bisa."



"sok atuh cepetan."



"pesawat apa yang bisa terbang?"



"pesawat terbang." jawab si akang dengan ekspresi datar.



"bener kang."



*krik....krik...krik...krik....* (bekson bunyi jangkrik)

"kurang garing ai kamu! yang lebih garing lagi!"



"kang, benda apa yang bisa membuat kloning?"



"mesin kloning lah."



"salah kang."



"emang apaan?"



"lonceng kang."



"naha lonceng?"

(naha = kenapa)



"lonceng kan kalo digoyang bunyinya, kloning...kloning...kloning."



*koak...koak..koak...koak* (bekson suara burung gagak)



"masih kurang garing! tinggal dikit lagi! ayo semangat!" teriak si akang.



"tukang jualan apa yang paling ekstrim?"



"tukang cireng yang jualan di himalaya."



"salah kang."



"naon kitu?"

(apa gitu?)



"tukang walls kang, sama tukang campina."



"naha bisa kitu?"

(kenapa bisa gitu?)



"kan tukang walls sama campina klo keliling naik sepeda suka teriak 'ekstrim...ekstrim' "



"eta mah es krim! lain ekstrim! gelo maneh, jawara garingna! buru asup ka kelas!" teriak si akang sambil menahan tawa.

(itu mah es krim! bukan ekstrim! dasar gelo, juara garingnya! cepetan masuk ke kelas!)


"makasih kang." jawabku sambil segera berlari ke arah kelas untuk menerima materi selanjutnya.
10.30 pm
aku dan teman-teman satu gugus bersama anak-anak dari gugus yang lain saat ini sedang berada di dalam kelas. sebuah ruangan kelas yang letaknya ada di koridor atas lantai 2. ruangan kelasnya cukup besar, walaupun suasana seram sedikit terasa disini. beberapa buah foto pahlawan nasional yang dipajang di kelas membuatku sedikit merinding, soalnya mata dari foto-fot itu serasa ngeliatin kita terus. ditambah langit-langit kelas yang tinggi dan ada lubang angin di atasnya yang sesekali menimbulkan bunyi seperti orang yang sedang mendesah ketika ada angin yang masuk melalui lubang tersebut. aku lalu bertanya lagi kepada putri yang sedikit banyak tahu tentang bangunan yang ada di sekolah ini karena sering diceritakan oleh kakaknya yang sebelumnya sekolah disini juga.



"put, ini ruang kelas ya?" tanyaku kepada putri.



"iya nji. kata si aa mah ini teh kelasnya si aa waktu kelas dua."



"serem ya put. tadi aja waktu di aula udah serem, eh ini kelasnya juga sama aja."



"heu euh nji, kata si aa mah, dulu klo dateng pagi-pagi trus di kelas nya belum ada orang teh suka turun lagi ke bawah. soalnya di kelas ini klo sendirian teh sok keueung."

(sok = suka)



"keueung apaan put?"



"takut nji. merinding gitu deh."



"ih put, kata teteh aku juga yah, waktu olahraga kan si teteh lagi 'dapet' jadi ngga ikutan olahraga, makanya tinggal sendirian di kelas. trus yah waktu lagi asik ngerjain lks teh tiba-tiba ada yang noel." ucap sia mellisa, teman satu gugus juga yang duduk bareng si putri.



"hah? siapa yang noel mel?"



"ngga tau nji, soalnya waktu si teteh nengok ke belakang teh ngga ada siapa-siapa. nah terus waktu si teteh mau ngambil buku dari kolong meja, ujug-ujug ada tangan yang nongol dari kolong meja. itu mah yah,si teteh
teh langsung aja lumpat ke luar kelas da sieun atuh."

(ujug-ujug = tiba-tiba ; lumpat = loncat ; sieun = takut)



"ah si mel nih nakut-nakutin aja. udah dong ah jangan nambahin cerita serem."



"eh si panji mah borangan nya." ucap si putri.



"borangan sih apa put?"



"penakut nji." jawab si mellisa.



"biarin ah."
tiba-tiba ada dua orang kakak kelas, satu akang dan satu teteh , masuk ke dalam kelas. kelas yang semula ribut, langsung berubah menjadi hening. kepala semua anak juga hampir semuanya tertunduk. sementara aku masih tetap memperhatikan gerak-gerik keduanya dengan sesama karena kebetulan aku duduk di barisan paling depan, dekat dengan meja guru.



"ini mana salam nya?? masa ada kakak kelas masuk ngga ngasih salam??" ucap si teteh.



"assalamualaikum akang teteh." ucap kami serempak.



"waalaikumsalam. lain kali klo ada kakak kelas atau guru yang masuk ke kelas ini, kalian harus kasih salam. inget??"



"iya teh."



"ya udah, sekarang keluarkan buku eval kalian!" teriak si teteh.

(buku eval = buku evaluasi ; biasa digunakan untuk merangkum, menulis tugas, dll, sekaligus catatan sewaktu kita memeperoleh hukuman dari kakak kelas ditulis di sini)



"iya teh." jawab kami serempak kemudian dengan segera mengeluarkan buku eval dan meletakkannya di atas meja.



"teteh mau tanya sama kalian, 1 - 1 sama dengan berapa?"



" 0 teh..." jawab kami semua.



"sekarang, 45 - 45 sama dengan berapa?"



"0 juga teh."



"0? percaya ngga kalian klo teteh bilang 45 - 45 hasilnya 45 juga?"



"ngga teh."



"ngga? coba kalian buktikan sendiri klo 45 - 45 = 45 "



"............." kami semua saling melemparkan pandangan satu sama lain, berharap ada yang mengerti maksud dari pertanyaan si teteh.



"ngga ada yang bisa? oke, teteh kasih clue sama kalian." ucap si teteh sambil menulis sesuatu di papan tulis.



"............" kami semua masih bingung sewaktu melihat tulisan si teteh.



"9+8+7+6+5+4+3+2+1" sebuah tulisan dari si teteh di papan tulis.



"ada yang tahu ini klo dijumlahkan jadi berapa?" tanya si teteh.



"45 teh." jawab seorang laki-laki yang duduk di pojok kelas.



"betul, 9+8+7+6+5+4+3+2+1 = 45. ini adalah clue pertama dari teteh. gimana, udah ada yang bisa jawab klo 45 - 45 = 45?" tanya si teteh.



"............" kami semua tetap hening.



"oke, clue ke dua yang akan teteh kasih adalah 'dibalik'. coba kalian balik urutannya dari yang terkceil sampai terbesar. "



*beberapa menit kemudian*



"teh, aku bisa." teriak seorang anak cowo dari deret tempat duduk paling belakang.



"kumpulin kertasnya sama akang yang ada di meja, klo betul, kamu boleh keluar untuk istirahat. ayo yang lainnya, klo belum bisa, jangan harap kalian bisa istirahat." ucap si teteh.



kemudian, anak cowo yang tadi menjawab langsung keluar kelas karena jawabannya betul. berturut-turut setelahnya, ada beberapa anak yang juga berhasil mengerjakan soal yang diberikan oleh si teteh. hingga pada akhirnya hanya tinggal tersisisa 1/3 dari jumlah anak yang tadi ada dikelas. dari gugus aku, hanya tinggal aku, fahri dari bekasi, dan sobar dari indramayu. sementara 5 orang yang lain sudah berhasil memecahkan soal, gila deh, banyak banget yang pinter, apalagi hampir semua anak yang berhasil mengerjakan soal dari si teteh kebanyakan berasal dari smp 5 dan smp 2, dua smp favorit di kota bandung.



"buat yang belum bisa, teteh kasih clue yang terakhir, 'metode eliminasi'."



"setelah mendengar clue yang ketiga, tiba-tiba otak yang semula mampet langsung 'terbuka' dan dengan segera mengotret di sebuah kertas kosong ;



(*)

9+8+7+6+5+4+3+2+1 = 45
1+2+3+4+5+6+7+8+9 = 45
______________________ -



(**)

9+8+7+6+5+4+3+2+1
1+2+3+4+5+6+7+8+9
_________________ -
8+6+4+1+9+7+5+3+2



clue = dihitung dari belakang, 1-9, pinjam '1' dari sebelahnya (2), sehingga menjadi 11-9 = 2, kemudian '2' nilainya sudah berkurang menjadi '1' karena dipinjam, kemudian meminjam lagi ke sebelahnya (3), shingga menjadi 11-8 = 3, dst.



(***)

8+6+4+1+9+7+5+3+2 = 45



.:jadi:.



9+8+7+6+5+4+3+2+1 = 45
1+2+3+4+5+6+7+8+9 = 45
______________________ -
8+6+4+1+9+7+5+3+2 = 45



.:terbukti 45-45 = 45



"fyuhhh...akhirnya setelah hampir setengah jam lebih aku bolak-balik mengotret soal yang diberikan si teteh ternyata bisa juga aku kerjakan. stres juga klo PLiST (mos) kaya begini caranya. mendingan disuruh push up deh skalian, olahraga fisik lebih enak daripada olahraga otak. bisa tambah stres deh masuk sini." pikir aku dalam hati sambil menenggak minuman pacarnya kang sosro, teh sosro.

lagi-lagi kami masuk ke dalam ruangan kelas, kali ini dengan gugus yang berbeda dengan sebelumnya. mungkin maksudnya supaya kami saling mengenal satu sama lain. yang aku takutkan itu justru bukan anak-anaknya, melainkan siapa yang akan memberikan kita materi selanjutnya. pengalaman 'menghitung' sebelumnya membuat aku sedikit mepersiapkan diri, yah siapa tau nanti dikasih soal yang lebih gila lagi. kali ini, yang datang bukan kakak kelas, melainkan guru. serang ibu-ibu yang ternyata seorang guru BK (bimbingan konseling).

beliau menyapa kami dengan ramah, kemudian sempat berbasa-basi sebentar mengenai kegiatan PLiST kali ini yang intinya menyuruh kami untuk mengikuti seluruh rangkaian acara tanpa perlu khawatir sedikitpun. setelah sempat memberikan 'ketenangan' kepada kami, tiba-tibi beliau menyuruh kami mengeluarkan buku eval karena ada beberapa buah soal yang harus kami kerjakan. wajah tenang yang sempat tercipta mendadak sirna begitu mendengar kata 'soal'. kami semua sudah memasang muka cemas, menanti soal apa yang akan keluar, tapi tiba-tiba beliau tesenyum dan menyuruh kami untuk tidak tegang karena soal yang beliau bacakan hanya soal kokologi, sebuah permainan yang dirancang untuk mengetahui emosi dan psikologis seseorang.



"tolong jawab abjad dan tulisannya yah, jangan cuma abjadnya saja. nanti setelah selesai menjawab pertanyaan, ibu akan menjawab maksud dari pertanyaan tadi. siap semuanya?" tanya ibu guru.



"siap bu...." jawab kami serempak.


"baik, pertanyaan pertama, suatu hari, tiba-tiba orang tua budi ingin pergi keluar kota dan memutuskan untuk meninggalkan budi dengan adiknya budi yang masih bayi. jadi sekarang budi teh sedang berada di rumah, menjaga adiknya yang masih bayi. tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan, adiknya budi yang masih bayi menangis dengan kencang sampai memekakkan telinga, lalu terdengar pula suara telfon berdering dari ruang tengah, bersamaan dengan itu, ketel air yang sedang kalian masak di dapur pun berbunyi, pertanda air sudah masak. sudah selesai? belum karena sewaktu budi sedang bingung mau melakukan apa, tiba-tiba terdengar suara pintu depan yang diketuk oleh seseorang. mungkin ada tamu. pertanyaannya, klo kalian menjadi budi, kegiatan mana yang kalian dahulukan?" tanya ibu guru.



"..........." kami semua mulai berpikir, kemudian menuliskan jawabannya di selembar kertas.



"kamu, yang rambutnya kaya pemain shao lin, jawaban kamu apa?" tanya ibu guru sambil menunjuk kearahku.



"matiin kompor yang sedang memasak ketel air di dapur, menggendong adik ,kemudian menerima telfon sebentar baru membuka pintu bu." jawabku.



"kamu udah punya pacar belum?" tanya ibu guru sambil tertawa



"be...belum bu." jawab saya gugup yang disambut oleh cekikian dari beberapa orang teman.
"sekarang perhatikan baik-baik jawaban kamu, ibu akan menjelaskan maksudnya. maksud dari pertanyaan itu adalah tentang hal mana yang kamu prioritaskan ketika kamu memilih pacar. klo kamu mendahulukan mematikan kompor di dapur, berarti dalam memilih pacar, kamu memprioritaskan otak atau kepintaran, klo menggendong adik, artinya kamu memprioritaskan sifat, klo mengangkat telfon, berarti kamu memprioritaskan duit, matre kata orang-orang mah. sementara klo kamu memprioritaskan untuk membuka pintu, itu artinya kamu mengutamakan tampang ketika memilih pacar. biasanya disebut cowo/cewe KB (kumaha beungeut) " ucap ibu guru sambil panjang lebar menjelaskan maksudnya.

(kumaha beungeut = gimana muka)



seisi kelas pun mulai gaduh begitu mendengarkan penjelasan dari ibu guru, masing-masing dari kami lalu saling menghina jawaban masing-masing. hehehe.



"udah jangan ribut, kita masuk ke pertanyaan selanjutnya. siap?" tanya ibu guru.



"siap bu!" jawab kami dengan antusias karena merasa senang dengan permainan seperti ini.
"selanjutnya, sewaktu kamu pulang sekolah, tiba-tiba kamu menemukan sebuah koper besar tergeletak di pinggir jalan. karena penasaran, kamu lalu membuka isi dari koper itu. tiba-tiba kamu terkejut karena ternyata koper tersebut berisi uang dalam jumlah yang sangat banyak. waktu kamu teliti lagi kopernya, ternyata tidak ada ktp atau tanda pengenal yang tercantum disitu. jadi anggep aja uangnya teh murag ti langit (jatuh dari langit). nah, apa yang akan kalian lakukan, pilihannya ;

a. "Wah, hoki gw hari ini nih!"
b. "Aduh, gw harus ngapain ya?"
c. "gw pikirin dulu deh, nanti besok baru gw ambil keputusan."
d. "ini mah rejeki dari yang di Atas euy."
"...................." kami lalu mulai menulis jawaban kami masing-masing di selembar kertas.



"udah di jawab?" tanya ibu guru.



"udah bu....." jawab kami serempak.



"kamu, yang pakai kacamata, jawaban kamu apa?" tanya ibu guru sambil menunjuk ke arah seorang cewe yang memakai kacamata.



" B, bu guru." jawab anak itu.
"nah sekarang denger yah jawabannya. pertanyaan yang barusan ibu sebutkan itu menggambarkan sikap kamu ketika sedang menghadapi suatu masalah yang serba mendadak. jadi anggep aja misalnya kalian teh tiba-tiba dapet musibah atau tiba-tiba dapet masalah. nah maksud dari jawabannya adalah ;

a. klo jawaban kalian A, itu berarti tingkah laku kamu ketika menangani masalah masih seperti anak kecil.
b. klo jawaban kalian B, kamu sedikit bingung pada awalnya lalu kamu mulai berpikir. tapi sebaiknya kamu jangan berpikir terlalu lama karena kesempatan tidak selalu datang dua kali.
c. klo jawaban kalian C, kamu itu orangnya kalem. pembawaannya tenang dan jarang mengandalkan insting ketika mengambil sebuah keputusan. tapi mungkin kamu termasuk orang yang takut mengambil resiko.
d. klo jawaban kalian D, kamu tipe orang yang menganggap semuanya adalah tuhan yang menentukan. ingat, kuasa tuhan memang yang paling menentukan, tetapi tidak ada hasil tanpa adanya usaha.
"oke, sekarang kita mulai ke pertanyaan yang terakhir. sudah siap?"



"yahhh...koq terakhir sih bu...lagi donggg." pinta kami pada ibu guru.



"ya udah, ini pertanyaan ketiga, bukan yang terakhir. siap?"



"siap bu!" teriak kami dengan semangat.
hari ini, sepulang PLiST (mos), kamu lewat di depan tukang koran yang kebetulan menjual majalah yang sering kamu beli tiap bulannya. tanpa pikir panjang, kamu membeli majalah itu dan memutuskan untuk segera membacanya begitu sampai di rumah. pertanyaannya, bagaimana cara kamu membaca majalah yang barus saja kamu beli itu ;

a. membaca semua isi majalah dari halaman pertama sampai akhir dengan seksama
b. membuka artikel yang menurut kamu menarik dan membaca artikel itu saja
c. membolak-balik dengan asal halaman dan membaca halaman yang kelihatannya menarik
d. selama format majalahnya nggak berubah, kamu membaca artikel dengan urutan yang sama seperti yang biasa kamu lakukan
"..........." kami kembali mulai menulis jawaban kami masing-masing.



"oke. coba kamu yang pakai jilbab, jawaban kamu apa?" tunujuk ibu guru kepada seseorang.



"jawabannya D bu." jawab anak itu.
"baik, pertanyaan tadi mempunyai maksud untuk mengetahui cara kamu dalam mengelola uang saku yang sering diberikan oleh orang tua kamu. sekarang kalian cocokkan lagi ya jawabannya ;

a. kamu itu tipe orang yang mengetahui setiap rupiah uang kamu dan untuk apa uang itu ingin kamu gunakan, kamu merupakan perencana yang baik. cocok jadi bendahara.
b. dompet kamu gampang jebol. klo kamu punya uang, kamu menggunakannya untuk membeli apa aja yang kamu pikir bagus. saran ibu, kamu harus berhemat.
c. kamu boleh ibu bilang Anda ekonomis. Mungkin teman kamu mah bilangnya kamu teh koret (pelit). positifnya, kamu tidak mau menggunakan uang secara sembarangan dan rutin menyimpannya untuk sesuatu hal yang tidak terduga.
d. kamu tetap menggunakan uang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari tanpa menghiraukan perubahan dalam hidup kamu
"soal selanjutnya, siap?"



"siap bu
"ok, sekarang soalnya bukan pilihan yah. jadi tulis jawabannya dengan jelas. kamu tulis lia buah warna yang ibu sebutkan, jangan lupa beri nomor sesuai urutannya.

1. kuning
2. oranye
3. merah
4. putih
5. hijau

nah, disebelah nama itu, tulis nama seseorang yang terpikirkan oleh kamu ketika memikirkan warna tersebut. misalnya waktu kamu memikirkan wajah hijau yang terbayang teh wajah adik kamu, ya tulis nama adik kamu. tapi jangan tulis nama yang sama. 1 nama untuk satu warna, dan tidak ada nama yang diulang. tiap warna harus untuk orang yang berbeda. mengerti?"
"sekarang akan ibu bacakan artinya. warna kuning berarti warna untuk seseorang yang tidak akan pernah kamu lupakan. oranye adalah warna untuk seseorang yang kamu anggap sahabat terbaik. warna merah itu warna untuk seseorang yang sangat kamu cintai. dan warna putih adalah warna untuk seseorang yang sifat dan perangainya mirip dengan kamu. sedangkan warna hijau adalah warna untuk seseorang yang akan kamu ingat untuk selama-lamanya.




"bu, bedanya warna kuning sama hijau teh apa?" tanya putri kepada ibu guru.



"warna kuning, bisa berarti orang itu adalah orang yang kamu benci, bisa juga berarti orang yang kamu sayang. klo warna hijau artinya orang yang selalu ada di hati kamu sampai kapanpun."



"makasih bu." balas putri.



"sama-sama. ya udah, ibu pergi dulu yah. nanti masih ada pemateri yang lain lagi. assalamualaikum." ucap bu guru sambil berjalan keluar kelas.



"walaikumsalam." jawab kami serempak dan dengan rona muka yang bahagia.

20.00 pm




aku sedang tidur-tiduran di atas kasur untuk menikmati momen-momen beristirahat setelah hampir seharian tadi aku berkutat dengan kegiatan mos di sekolah. rasanya nikmat sekali berada dalam posisi terlentang seperti ini, betisku yang semula terasa pegal setelah berdiri cukup lama, hampir dua jam aku dan anak-anak yang lain dibariskan di lapangan depan untuk menerima pengarahan selanjutnya untuk acara keesokan harinya.

aku mengambil binder berukuran sedang dengan gambar tazmanian devil di depannya kemudian membuka-buka halaman berisi tugas yang harus aku bawa untuk besok. dengan teliti kuteliti setiap barisnya untuk memastikan tidak ada tugas yang terlewat olehku. setelah yakin semuanya sudah kupersiapkan dengan baik, aku lalu membuka halaman-halaman awal binder yang berisi catatan-catatan sewaktu masih smp dulu, ada juga beberapa buah foto yang tersimpan rapih dalam sebuah tempat khusus berwarna bening.

aku membuka risleting tempat foto tersebut kemudian mengeluarkan satu-persatu foto yang aku simpan di dalamnya. aku menemukan foto keluargaku, saudara-saudaraku, teman-teman smp, teman kompleks rumah di kuningan, dan ada banyak foto aku dan sahabatku andreas. sewaktu sedang asik melihat foto aku dan andreas tiba-tiba terselip sebuah foto ukuran 4R (10x15 cm). aku langsung mengambil foto itu, melihatnya dengan mata yang berbinar-binar dan bahagia. ada sebuah perasaan rindu yang teramat sangat sewaktu aku melihat foto itu, fotoku bersama dengan seseorang yang sangat aku kagumi.
Layang-layang selayang pandang,
Hati di dalam rasa bergoncang
Layang-layang di pohon duku,
kalau dipandang menjadi rindu
orang yang ada bersamaku di foto itu adalah teman dekatku, seorang sahabat yang sangat aku rindukan, bahkan perasaan rindu ini sebenarnya bukan perasaan rindu terhadap seorang sahabat tetapi kepada seorang.............
ah entahlah aku harus menganggap dia itu apa. seorang sahabat rasanya tak cukup untuk menggambarkan ikatan batin yang terjadi ketika aku melihat fotonya. mungkin, dia hanya menganggapku sebagai seorang sahabat dekatnya saja, pernah juga dia bilang klo aku sudah dianggapnya seperti saudara kandung dia sendiri. tapi anenya aku ingin merasakan lebih dari itu. lebih dari seorang sahabat,bahkan saudara. entah apa namanya.
aku mencium foto itu. membayangkan seolah-olah aku sedang menciumnya dan merasakan sentuhan hangat bibirnya. kemudian aku mencium keningnya dengat hangat. hangat sekali. sesekali aku usap pipinya dengan jari tanganku ini, aku usap dengan lembut dan penuh kasih sayang.
dia tersenyum. tersenyum manis sekali ke arahku.
sayang, melihat dia tersenyum justru membuat hatiku merasa sedih. kenapa sih dia tersenyum begitu manis di foto ini, foto aku dan dia sedang merangkul satu sama lain yang diambil sewaktu kami berdua sedang berlibur di cibulan. seingatku, foto ini diambil tepat satu hari sebelum dia pergi ke jogja untuk melanjutkan sekolahnya di sana.

awalnya aku juga ingin sekali bisa melanjutkan sekolah di jogja, apalagi bisa satu sekolah dengan dia. tidak seperti sekarang, sekolah kami berjauhan satu sama lain. terlebih lagi eyang kakung dan eyang putri sudah siap menerima aku di rumahnya kalau-kalau aku jadi sekolah di sana. sayang, kebijakan sekolah itu masih ketat karena mereka membatasi kuota siswa dari luar daerah yang ingin bersekolah disitu sehingga aku tidak jadi diterima.
sebelum kami berdua berpisah, dia sempat bilang klo aku adalah sahabat terbaiknya dan kami juga berjanji untuk tetap berhubungan lewat surat, telfon atau apapun. sampai saat ini, sudah hampir 1 bulan lebih aku dan dia tidak pernah bertatap muka, hanya berhubungan lewat secarik kertas surat yang sudah dua kali dia krimkan ke alamat rumahku yang diteruskan oleh bu'e ke alamatku di bandung.

dulu, sewaktu masih sekolah di kuningan, aku mempunyai dua orang sahabat dekat, pertama adalah dia, yang kedua, andreas. awalnya hanya aku dan dia saja yang bersahabat tapi begitu menginjak kelas dua smp, andreas yang mulai akrab denganku karena kebetulan kami pernah sekelas akhirnya bergabung sehingga kami bertiga sepakat untuk berkawan karib.
kami bertiga dulu bisa dibilang cukup kompak, berangkat ke sekolah bareng, pulang juga bareng.klo sore, kami bertiga pasti pergi ke sebuah lapangan yang ada di kampung belakang untuk bermain bola. ya walaupun hanya dia dan andreas saja yang bermain bola sementara aku hanya menonton saja dari pinggir lapangan. pada dasarnya aku memang tidak terlalu suka dengan sepak bola tetapi aku tidak ikutan main bola karena memang tidak dibolehkan oleh dokter soalnya masih ada sebuah pen yang terpasang di betisku ini. apalagi lapangan bola di sini bukan lapangan bola sungguhan, hanya sebuah tanah lapang bekas sawah yang tanahnya masih berlubang disana sini. bisa-bisa kakiku patah lagi klo
aku ikutan bermain bola.

selain bermain bola, kami bertiga punya 'mainan' lain yang biasa kami lakukan selepas pulang sekolah yaitu main layangan, klo bahasa gaulnya mah kami bertiga bisa disebut alay (anak layangan). dulu tangan dia sekali waktu pernah lecet-lecet karena tersayat benang gelasan sewaktu sedang mengadu layangannya dengan layangan orang lain sementara aku dan andreas pernah jatuh dari pohon sewaktu mengejar layangan umbul (layangan yang kalah dalam beradu kemudian putus) yang tersangkut di atas pohon kersem.
biasanya, setelah selesai bermain bola atau bermain layangan, kami bertiga mempunyai satu lagi kegiatan wajib di sore haru, yaitu mencolong mangga milik pa haji. di kompleks rumahku ada seorang juragan mangga yang sering kami panggil dengan sebutan pa haji. rumah pa haji dulu paling bagus di kompleks, rumahnya sudah tingkat tiga lengkap dengan ac dan parabolanya yang masih jarang dimiliki oleh tetangga disekitarnya. halaman rumahnya pun sangat luas dan ditanami puluhan pohon mangga yang selalu menggoda anak-anak kecil seperti kami untuk mengambilnya. karena pohon mangganya tinggi-tinggi, beberapa dahannya terkadang suka melewati batas pagar rumahnya sehingga kami bisa mengambilnya dengan cara melempar batu atau sendal ke arah buah mangga yang sudah ranum. pernah sekali waktu andreas melempar sendalnya untuk menjatuhkan buah mangga yang sudah diincarnya. sayang, sendal itu nyangkut di dahan pohon mangga yang keesokan harinya diketemukan oleh pa haji dan lucunya langsung dikembalikan ke rumahnya karena pa haji tau hanya ada 3 orang anak nakal yang berani mengambil mangga miliknya yaitu aku, dia dan andreas.
walaupun kami bertiga selalu bekerja sama dalam banyak hal, tetapi di sekolah kami bertiga selalu bersaing untuk mendapatkan nilai yang paling bagus. kebetulan kami pernah sekelas sewaktu kelas tiga dan waktu itu kami bertarung untuk mendapatkan rangking satu di kelas. setidaknya untuk satu hal, yaitu pelajaran, kami bertiga selalu bersaing satu sama lain tetapi diluar hal itu kami bertiga pasti selalu bekerja sama dan saling membantu. diantara kami bertiga, hanya dia yang merupakan anak tunggal dalam keluarganya. makanya dia selalu mengajak kami main di rumahnya karena sering merasa kesepian tinggal sendiri di rumah yang cukup besar, terlebih lagi ibunya sering pergi ke luar kota untuk bekerja. kebetulan dalam keluarga dia, ibunya adalah penopang utama keluarga karena pekerjaan ibunya sebagai seorang corporate lawyer jauh lebih 'menjanjikan' dibandingkan dengan perkerjaan ayahnya. klo hali libur, keluargaku pasti selalu bepergian entah itu makan atau hanya sekedar jalan-jalan keliling kota kuningan. nah, biasanya pa'e suka menyuruhku untuk mengajak 'dia' karena memang dia pasti selalu menghabiskan waktunya seharian di rumah klo hari libur. pa'e dan bu'e sering menganggap klo mereka mempunyai empat orang anak, yaitu aku, dua orang adikku dan dia karena hampir setiap kali keluarga kami mempunyai acara, dia selalu ikut. karnea hal itulah aku jadi merasa klo ikatan antara aku dan dia terjalin sangat erat. awalnya aku menganggap dia teman, kemudian sahabat, lambat laun kami sudah akrab layaknya saudara hingga pada suatu hari aku merasakan ada perasaan aneh yang ada pada diriku ketika aku sedang bersama dengan dia.
mungkin, kami berdua memang terlalu akrab. tidur sering berdua, bahkan tak jarang mandi juga berdua. awalnya sih aku santai-santai aja mandi berdua, namanya juga masih anak kecil jadi mandi berdua masih dianggap biasa-biasa aja apalagi sama-sama anak laki-laki. tapi perubahan pun lambat laun mulai sedikit terasa. awalnya aku selalu merasa risih klo dia memeluk aku sewaktu kami sedang tidur berdua tapi lama-lama aku justru tidak bisa tidur klo tidak dipeluk oleh dia.

klo dia sedang tidak menginap dirumahku, dia selalu rutin menelfonku dan aku terkadang kesal karena konsentrasi belajarku sering buyar sewaktu mengobrol dengan dia di telfon. tapi lama-lama justru aku yang selalu tidak sabar menunggu telfon dari dia bahkan aku yang biasanya malas mengangkat telfon jadi rajin mengangkat setiap kali telfon rumah berbunyi, berharap klo telfon itu telfon dari dia.

pernah suatu hari aku memarahi dia habis-habisan karena telah menggambar tazmanian devil berukuran raksasa di halaman depan buku cetak matematik tapi lagi-lagi keadaan berbalik, justru di suatu hari aku pernah memohon-mohon dia untuk menggambarkan tazmanian devil dengan ukuran yang jauh lebih besar dari sebelumnya untuk dijadikan cover binder milikku. sewaktu aku diejek oleh teman-teman karena memakai behel, kebetulan di kuningan masih sangat jarang anak seusiaku memakai behel apalagi anak laki-laki karena terlihat seperti anak perempuan, ternyata dia malah sengaja ikut-ikutan memakai behel persis sama dengan yang aku pakai.
disaat dia dan teman-teman lain di sekolah ramai membicarakan tentang harlem beat (komik basket), nube,kobo chan, kariage-kun dan komik-komik jepang lainnya, aku yang masih ketinggalan jaman karena hanya tahu sebatas komik-komik kolosal macam kho ping ho, petruk, gareng, mahabarata, dan lain-lain menjadi minder untuk ikut mengobrol bersama dia. tetapi entah ada angin apa tiba-tiba sewaktu dia main ke rumahku, dia malah meminjam komik-komik anah yang biasa aku baca dan pada akhirnya dia juga mulai menyukai komik-komik aneh itu sehingga aku mempunyai teman untuk membahas ceritanya, yang selama ini aku selalu membahas cerita komik itu bersama dengan pa'e saja.
sewaktu sedang asik memutar memori di masa lalu aku tiba-tiba teringat akan sepucuk surat yang dikirim oleh dia dan belum sempat aku balas. aku beranjak dari tempat peraduanku kemudian membuka lemari dan merogoh-rogoh sebuah surat yang aku simpan di bawah tumpukan baju. waktu aku mencium amplopnya, ada sedikit wangi kamper yang tercium karena surat ini kebetulan aku simpan di dalam lemari. aku kemudian membuka surat yang sudah beberapa kali aku baca itu ;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar