Jumat, 11 Juli 2014

19.45


huft...akhirnya selesai juga waktu gw latihan. untungnya karena malam ini malam minggu, maka jadwal latihan dipersingkat. terkadang jadwal latihan baru selesai jam sembilan atau jam sepuluh malam.

kita diberi pengarahan sebentar oleh instruktur, kemudian disuruh membereskan ruangan yang sedikit berantakan karena dipakai latihan. gw kebagian jatah membereskan tumpukan wayang golek yang berserakan di atas lantai.

sewaktu akan mengangkat batang pisang yang biasa digunakan untuk menancapkan wayang, argi datang membantu gw mengangkat dan menyusun nya di tengah-tengah tumpukan wayang yang berjajar rapih di pinggir tembok. karena kelelahan akibat berat nya batang pisang, gw dan argi beristirahat sebentar di depan wayang yang berjajar rapih tersebut.

terdengar sahutan suara anak-anak dan instruktur yang berpamitan pergi meninggalkan ruang studio berukuran agak lebar tersebut. gw membalas sahutan mereka dan berkata akan tinggal dahulu sebentar untuk istirahat.

"BLAM..." terdengar lah suara pintu stuido ditutup oleh teman-teman. meninggalkan gw berdua dengan argi di sini. argi sedang tiduran di lantai, mungkin kelelahan karena manunggui gw yang sedang latihan. gw membiarkan nya tidur-tiduran sementara gw merapihkan beberapa wayang yang pakaian nya agak kusut sambil sesekali menggerak-gerakkan tangan nya seperti sedang bermain wayang.



"Sop..." ucap argi.



"kenapa gi?" tanya gw sambil mengusap-ngusap jambul putih yang terbuat dari bulu boneka wayang semar badranaya.



"itu gerakin nya gimana sih?" tanya argi sambil menunjuk wayang yang ada di tangan gw.



"ya tinggal digerakin aja gi. mau nyobain?" tanya gw.



"mau dong. penasaran aku mah sop." jawab argi.



"hehe...sini aku ajarin. bangun geura kamu nya."



"asik..diajarin sama dalang sopi sunandar sunarya. hahaha."



"hehe...emang nya pa asep? sok sini kamu pegang wayang nya." ucap gw sambil menyerahkan wayang semar ke tangan argi.



"ini gimana megang nya sop?"



"masukin aja tangan kamu ke dalem kain nya. megang nya pake tangan kanan."



"ih...nanti kena kemaluan nya dong sop?? hahaha." ucap argi sambil memasukkan tangan nya ke dalam kain.



"hahaha...dasar maneh. ngga ada kemaluan nya ari kamu. yang kamu pegang teh nama nya sogol" ucap gw sambil membuka kain bawah wayang.

(sogol = bagian bawah wayang yang terdiri dari kayu panjang untuk menancapkan wayang di atas batang pisang)



"oh sogol, eh ada tuas-tuas nya ya?" tanya argi sambil memainkan tuas-tuas yang ada di sekitar pinggang, yang fungsinya untuk membuka dan meutup mulut wayang.



"iya, yang paling penting tuh megang sogol nya harus kuat, tapi lentur, biar gerakan wayang nya nggak kaku."



"ooh gitu,klo ini apa nama nya sop?" tanya argi sambil memainkan kedua tangan wayang.



"itu nama nya campurit gi, cara megangnya, digenggam, tapi jempolnya ngacung ke atas terus nanti campuritnya di gerakin pakai jempol" ucap gw sambil menjelaskan.

(campurit adalah sebuah kayu kecil panjang yang ada di bawah telapak tangan wayang. fungsinya untuk menggerakkan bagian tangan wayang)



"hahaha...lucu ih bisa gerak-gerak. sop, aku mau coba mainin dong? boleh ngga?" tanya argi.



"boleh gi. sok, kamu duduk di depan batang pisang nya." tanya gw sambil bergeser ke samping.



"asiiik. duduk nya gini sop?" tanya argi sambil duduk bersila.



"ya bebas sih, tapi klo mau sila juga gpp gi. sok kamu tancepin dulu kayon nya..." ucap gw sambil menyerah kan kayon.




"kayon? oh ini teh nama nya kayon ya? emang fungsinya buat apa sop?" tanya argi sambil menancapkan kayon ke tengah-tengah batang pisang.

(kayon = gunungan wayang)




"banyak gi, klo pertama-tama ya buat tanda dimulai nya wayang. biasanya, kayon nya di puter-puter atau digerakin dulu trus baru ditancepin, nanti habis itu sinden nya nyanyi lagu kembang gadung, klo udah selesai, baru kayon nya dicabut lagi trus baru deh dimulai wayang nya." ucap gw menjelaskan.



"gimana cara muter2 nya sop? kamu ajarin dong? susah klo ngomong aja mah."



kemudian gw mendekat ke arah argi, gw duduk di belakang punggungnya argi, tangan kanan gw memegang tangan kanan argi, dan tangan kiri gw memegang tangan kiri argi.



"aduh...enak banget dipeluk sama kamu ay. deketan lagi dong. hahaha."



"dasar. iya2." ucap gw sambil mendekatkan lagi tubuh gw dengan tubuh argi sehingga gw bisa merasakan hangat nya punggung argi.



kemudian dengan perlahan tangan gw mulai menggerakkan tangan-tangan argi, mengajarkan caranya memutar-mutar kayon dan menggerak-gerakkannya ke kanan dan ke kiri.



"wah aku udah bisa nih sop mainin kayon nya." ucap argi sambil memainkan kayon nya dengan tangan dia sendiri.



"iya bener ky gitu gi. pacar aku emang pinter." balas gw sambil memeluk erat pinggang argi dari belakang.



"nah terus klo kayon nya udah dicabut lagi, mulai cerita nya gimana sop?" tanya argi sambil menolehkan kepala nya ke arah gw.



"disimpen di bawah, trus biasanya nanti sinden ato alok nya nembang (nyanyi) dulu sebentar. baru kamu mulai nancepin wayang yang mau kamu mainin." ucap gw.

(alok = mirip sinden, tapi laki-laki. bisanya sebagai backsound ketika ada adegan-adegan tertentu.)



"oh iya iya...berarti sekarang wayang nya aku tancepin nih. bebas nih sop mau nancepin wayang apa aja?" tanya argi sambil memilih-milih wayang yang berjajar rapih di sisi kanan dan kiri dari batang pisang.



"ya tergantung kamu mainin lakon apa gi. kan ada cerita nya masing-masing."



"emang ada cerita apa aja gitu sop?"



"loba pisan. aku juga baru hafal sedikit gi."

(loba pisan = banyak banget)




"hmm...klo wayang yang ini nama nya siapa gi?" tanya argi sambil mengambil sebuah wayang dengan jubah biru.



"oh..itu namanya yudhistira gi, puntadewanata atau pandawa yang tertua." jawab gw.



"pandawa?" tanya argi penuh heran.



"iya, pandawa lima. kamu tau cerita mahabrata kan gi?"



"hmm...cuma tau sedikit. yang pandawa lawan kurawa ya? aku pernah nonton ceritanya sop, yang di candi prambanan itu lho. kamu tau ngga?"



"oh yang di candi prambanan? itu mah biasanya lakon nya anoman obong."

(anoman = hanoman, kesatria berwujud kera berwarna putih) ; (obong = terbakar)

(lakon anoman obong : cerita tentang hanoman yang menyelamatkan dewi shinta ketika diculik oleh rahwana).



"iya bener sop. anoman obong. emang klo cerita mahabrata nya teh yang kaya gimana?"



"hmm...panjang sih gi. tapi ya singkat nya mah cerita waktu perang Bharatayudha di Kurusethra antara pandawa lawan kurawa. singkatnya, pandawa menang trus yudhistira yang kamu pegang itu diangkat menjadi raja di hastinapura karena merupakan anak tertua yang terkenal adil dan bijaksana."



"emang pandawa ada berapa sop anak nya?"



"eh ari kamu. pandawa teh bukan nama bapak/orang tua."



"lho...terus kenapa disebut nya pandawa sop? teu ngarti urang mah. huhuhu"

(teu ngarti urang mah = gw mah ngga ngerti).




"hehe...ya udah, mau aku ceritain ga?"



"mau! ayo ay ceritain..." jawab argi dengan antusias.



gw berdiri sebentar untuk mengambil beberapa buah wayang, kemudian menancapkan semuanya di batang pisan, kemudian gw kembali duduk di belakang argi sambil memeluknya dengan erat.
"gini kasep, Pandawa (Panca Pandawa/ Pandawa lima) teh anak dari Prabu Pandu Dewanata, Raja negeri Hastinapura. nah, sang prabu teh punya dua orang istri, yang pertama namanya Dewi Kunti, terus istri yang kedua namanya Dewi Madrim. Nah, dari Dewi Kunti, Prabu Dewanata punya 3 orang anak, yaitu Yudhistira, Bima sama Arjuna." ucap gw sambil menunjukkan yang mana wayang bima dan arjuna.



"oh..berarti pandawa teh sebutan buat lima bersaudara tadi ya sop? ari yang 2 lagi siapa?" tanya argi.



"iya bener kasep. nah yang 2 lagi itu, anak nya prabu dewanata dari dewi madrim, yaitu nakula sama sadewa." jawab gw.



"oh...gitu. tapi dirawatnya sama ibunya masing-masing baru nanti bergabung jadi pandawa lima yah sop?"



"bukan kasep, jadi waktu anak-anak nya masih kecil, prabu dewanata sama dewi madrim teh wafat. akhirnya dewi kunti yang membesarkan dan mengurus kelima orang anak itu." jawab gw.



"innalillahi. meni karunya eta dewi kunti jadi single parent."

(innalillahi. kasian banget dewi kunti jadi single parent).



"hihihi. sok aya2 wae kamu mah gi."

(hihihi. suka ada2 aja kamu mah gi.)



"eh, tadi yang mana arjuna, nakula sama sadewa sop? aku lupa lagi." tanya argi.
yudhistira


"nih aku jelasin lagi satu-satu ya kasep. yang ini, namanya yudhistira, kakak tertua nya pandawa. diantara saudara-saudaranya yang lain, yudhistira itu paling sabar,jujur sama cinta damai." jawab gw sambil memainkan tangan yudhistira.



"wah...kaya kamu dong sop. hehe... klo yang kaya rocker ini siapa sop?" tanya argi sambil menunjuk wayang bima.



"hah rocker? itu mah bima. naha rocker?" tanya gw.

(naha = kenapa)
bima


"oh ini teh bima, habis itu ada lancip-lancip nya. siga tangan rocker sop, metal! jawab argi.

(siga = kaya)



"AHAHAHA. dodol ih kamu mah, itu teh yang lancip-lancip namanya kuku pancanaka, senjata andalannya bima. makanya banyak orang yang bikin obat atau jamu pakai nama kuku bima sakti,dll. soalnya kuku nya bima memang terkenal sakti gi."



"oh kuku, sugan teh spike-spike gitu sop, kaya anak metal biasa pake itu. hahaha. eh, tapi naha cuma bima yang badan nya paling badag sendiri sop?"

(sugan = kirain)

(badag = besar/gagah)



"dasar blegug. huhu. bima teh lambang nya kekuatan di pandawa, paling berani, paling tegas sama gurat batu. makanya awakna paling badag."

(awakna = badan nya)



"ari gurat batu teh naon sop?"

(klo gurat batu tuh apa sop.)



"pageuh kana jangji."

(selalu menepati janji /setia pada satu sikap / tidak plin-plan / )




"wah...si bima berarti paling macho atuh yah. urang pisan ieu mah sop. hahaha."



"macho naon ari maneh? diteke ku urang weh langsung ceurik."

(macho apanya kamu gi? ditendang sama aku aja langsung nangis.)



"hahaha. biarin atuh ih. ari yang ini siapa sop?" tanya argi sambil memainkan tangan arjuna
arjuna


"yang itu nama nya arjuna gi. Pangkasepna, paling cerdik, paling sakti, sama jago pakai panah."

(pangkasepna = paling ganteng)



waaaah...urang ganti ah, lain bima tapi arjuna. urang pan kasep gitu loh. hahahaha."

(waaah...aku ganti ah, bukan bima tapi arjuna. aku kan ganteng gitu loh. hahahaha.)




"hiyaaaa...maunya. tapi gpp deh, kan si kasep udah ada yang punya ini. hehehe."



"hehe...iya nih, arjuna nya takluk sama arjuni." ucap argi sambil memegang kedua tangan gw yang melingkar di pinggang nya.
"saha arjuni teh?"

(saha = siapa)



"pacarnya arjuna."



"ngarang."



"hahaha...biarin atuh ih. terus ini yang mana nakula, yang mana sadewa? bedanya apa sop?"
"hmm..emang kembar sih gi. tapi nakula teh kakak nya sadewa. klo nakula identik dengan ahli pertanian, klo sadewa identik dengan ahli peternakan. biasanya nakula sama sadewa tuh simbol kemakmuran."



"oke sop. sekarang aku udah ngerti. pandawa teh lima bersaudara kan? 3 dari dewi kunti, 2 dari dewi madrim."



"hmm...bener gi. tapi sebenernya, ada 1 orang lagi anak dari dewi kunti teh, yang lahir sebelum pandawa lima,jadi masih saudara nya pandawa juga. namanya Karna." jawab gw sambil menempelkan dagu gw ke pundak argi.



"hah, seriusan?? berarti ganti jadi pandawa genep atuh yah?" tanya argi.

(genep = enam)



"ngga, tetep lima, soalnya karna ada di pihak kurawa, bukan pandawa."



"lho, koq bisa gitu sop? bukan nya masih saudara nya pandawa?"



"iya gi. panjang ceritanya. nanti kamu bosen dengernya."



"ya ngga atuh sop. aku malah jadi penasaran. sok atuh ceritain."



"bener?"



"iya atuh ay."



"ya udah gini aja, biar kamu gampang nangkep ceritanya. aku mainin wayang nya, nanti kamu nonton sambil dengerin."



"hmm...tapi aku jg mau mainin wayang nya ay."



"hahaha...ya udah atuh, kamu duduk di depan, aku di belakang kamu ajah bantuin ngegerakin wayang nya. nanti sambil kamu mainin wayang nya,aku sambil ngedalang juga. biar kamunya lebih ngerti lagi. ok?"



"OK pisan! kamu teh emang pangbageurna sadunnya ay. hehehe." ucap argi sambil membalikkan badan nya kemudian mencium kening gw.

(pangbageurna sadunnya = paling baik sedunia)



beberapa menit kemudian, gw dan argi mengatur posisi. argi duduk bersila di depan, sementara gw mendampingi nya di belakang. kita berdua mulai memainkan wayang golek dengan lakon perang mahabrata, dengan Karna sebagai tokoh sentralnya.

gw membimbing argi memainkan tiap adegan demi adegan nya, membantu tangan nya menggerakkan wayang sementara mulut gw terus bercerita teng lakon nya. argi yang menggerakkan wayang nya sementara gw yang melafalkan dialog-dialog antar tokoh nya.

sesekali argi ikutan berdialog dengan arahan yang gw berikan. maklum, dalam bermain wayang, tiap lakon sudah mempunyai dialognya masing-masing yang tidak begitu saja bisa kita rubah. runut ceritanya harus kita ikuti satu demi satu.

argi pun perlahan-lahan sudah mulai bisa menggerakkan wayang walaupun masih terlihat kaku, dan yang paling penting argi terihat bahagia sewaktu kita berdua bermain wayang. jrek nong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar