Kamis, 10 Juli 2014

#Chapter One

-Coffee Break-

Srooot....
bunyi suara sedotan terdengar nyaring dari mulut gw.
Hanya tersisa segelas kosong caramel machiatto yg menemani gw
di salah satu sudut sebuah coffee shop, tempat yang udah gw anggap
sebagai my "second home" setelah kosan gw tentunya. entah kenapa,
lelah dan penat yg gw rasa selama bekerja terasa 'menguap' begitu saja
di tempat ini. entah karena pengaruh kafein, ato 'kehangatan' tempat
ini. sebuah sofa red burgundy yg empuk ditambah alunan musik folk
terdengar mengalun lembut memenuhi seluruh penjuru ruangan.

Sial...kopinya habis, mulut gw menggerutu.
dan ketenangan gw pun kembali terusik seiring dengan habisnya satu
gelas coffee ukuran medium.
yah...beginilah cara gw melepas lelah setelah pulang kerja.
nampaknya efek kafein dari kopi yg gw minum bisa menetralisir hormon
adrenalin gw yg sedari pagi bergejolak karena dipicu tekanan
dari pekerjaan gw yg menumpuk.

ada beberapa orang yang terlihat sama lelahnya dengan gw di tempat
ini,ada tiga orang laki-laki dewasa yg terlihat mapan dengan kemeja
burbery yg dikenakannya tampak tengah mengobrol di dekat tempat gw
berada, tidak jauh dari situ nampak seorang wanita middle age
(sekitar 35 tahun) yg nampak anggun dengan balutan strapless dress
hijau yang dikenakannya sedang sibuk mengotak-atik laptop di depannya,
nampak pula beberapa orang dalam balutan 'baju zirah' berlengan panjang
lengkap dengan dasi dan tas kerja yang disandang nya. entah kenapa
setiap kali gw melihat orang berpakaian jas dan menyandang tas nya
ketika akan berangkat kerja nampak seperti ksatria berbaju zirah yang
lengkap dengan pedang yang dibawanya akan berangkat menuju medan perang.
mungkin gw sedikit hiperbolis dengan keadaan itu tapi entah kenapa
menurut gw orang-orang dengan pakaian seperti itu (termasuk gw) terlihat
seperti orang2 yg 'kaku' dalam menjalani rutinitas pekerjaan sehari-hari
yang itu-itu saja. terkadang gw ngerasa kangen banget dengan masa2
bahagia penuh kenangan entah itu saat gw kuliah atau saat gw msh sekolah.
dimana gw bisa dengan bebas mengekspresikan diri gw apa adanya,
melakukan apa yang gw suka, bebas memilih dan sebagainya. suatu hal yang
saat ini nampak 'mahal' buat gw. mainset pikiran gw sekarang adalah
bagaimana caranya gw bertingkah laku, melakukan sesuatu dan mengutarakan
suatu pendapat sesuai dengan cara pikir bos gw. pokokny ABS (Asal Bos
Senang). huhu. tapi ah yasudahlah...masing2 sudah ada masanya sendiri.
kita ga bisa terus hidup dalam 'comfort zone', sesekali harus menerima
kenyataan.
kembali kepada sebuah set di tempat gw berada sekarang. hmm...agaknya
masing-masing dari mereka yg ada d sini nampak tenggelam dalam suasana
damai dan hangat dari sebuah coffee shop.
hmm..di ujung sana terlihat sosok laki-laki yg ternyata seorang artis
yg cukup terkenal. but who cares?
(klo misalnya yg ada dsitu itu sukanto tanoto, ato erwin aksa, baru gw
peduli).
di didekat nya ada sebuah rak kayu yg tersusun rapih berisi majalah
bazaar, prestige dan tatler yang selalu 'laris' dibaca pengunjung coffee
shop entah untuk sekadar bacaan atau untuk mengikuti 'tren' yg ada.
di samping nya terdapat pula beberapa macam pernak-pernik khas yg dijual
oleh coffe shop ini.
untuk yg keseian kalinya mata gw menerawang hampir semua sudut tempat ini
hanya untuk memastikan tidak ada orang yg gw kenal. mengapa begitu?
bukan karena gw anti sosial...tapi lebih kepada keinginan gw untuk
tidak diganggu oleh siapapun ketika gw melakukan 'ritual' menenangkan
pikiran ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar