Jumat, 11 Juli 2014

Yogyakarta, Juni 200x

asalamualaikum we er we be.


panji! kumaha atuh orang bandung teh euy, damang? tos tiasa nyarios sunda atuh? meni gaya kitu ayeuna mah surat urang teh tara dibales. kumaha di bandung teh le, tiris teu? di jogja mah asa bayeungyang weh. urang mah tibalik, ai kamu nu urang jawa malah sakola di bandung, eh sim kuring anu pituin urang sunda teh kalahkah nyasab di jogja. sumpah le urang teu ngarti boso jowo, ora mudheng iki le.

andreas si edeg margedeg teh kumaha kabarna? nggeus papanggih ncan jeung teh irene? maneh sakosan nya le? si andreas mah apanan gandeng pisan le, maneh sing sabar wae nya. hehehehe.

duh sumpah urang jadi hoyong ka bandung. sono pisan le. ai di bandung mah peuting-peuting teh bisa ngahodhod pedah ku tiris pisan bari jeung disimbutan deui. komo mun teungah peutingna teh ngadengekeun radio teras mubuy hui. anjis, ngeunah pisaaaaaaan. ai di jogja mah peuting teh kalahkah gomorojos kesangan padahal teh aya kipas angin butut anu soraan tea geuning, kekerekekan.

eh tapi le, di jogja mah marurah siah euy dahareun teh bari jeung loba deui porsina. kamari urang nggeus ngasaan gudeg yu jum siah le. wuidihh...manstap! sok atuh sebatkeun deui dahareun nu ngeunah di jogja teh naon wae. maneh pan urang jogja le. engke ku urang dipasian teurang daharan di bandung nu ngeunah markonah binti maimunah. nggeus atuh yah, cangkeul nulis surat teh le. mun maneh teu ngarti, tanyakeun weh ka babaturan maneh nu urang bandung sakalian pripat (make 'p' nya le! teuteup! hehehe) basa sunda. salam sono ti abi.


wassalam we er we be



Salam



(xxxxxxxxx)
Le, ini bu'e terjemahkan suratnya, sekalian kamu belajar bahasa sunda.


assalamualaikum we er we be


panji! gimana kabarnya orang bandung, baik-baik aja?? udah bisa ngomong sunda dong sekarang? kamu sombong banget sekarang surat dari aku ngga pernah dibales. gimana di bandung? dingin ga? klo aku di jogja bawaannya gerah terus. kita kebalik ya, kamu yang orang jawa malah sekolah di bandung,eh aku yang asli orang sunda malah nyasar di jogja. sumpah le aku ngga ngerti bahasa jawa, ngga ngerti nih le. (le = nama panggilan keluarga untuk aku)

klo si stres andreas gimana kabarnya? udah ketemu belum sama teh irene? kamu satu kosan ya le? si andreas kan berisik banget le, kamu yang sabar aja ya. hehehehe.

duh sumpah aku jadi pengen pergi ke bandung. kangen banget le. klo di bandung, malem-malem tuh bisa sampe menggigil saking dinginnya sambil selimutan. apalagi klo tengah malem dengerin radio terus bakar ubi. anjrit, enak bangetttttt. klo di jogja, malem-malem malah basah keringetan padahal ada kipas angin butut yang bunyinya berisik banget.

eh tapi le, klo di jogja makanannya murah-marah lho udah gitu porsinya banyak lagi! kemarin aku nyicipin gudeg yu jum le. wuidihh...manstap! kamu sebutin lagi dong makanan yang enak di jogja tuh apa aja. kamu kan orang jogja le. nanti gantian aku yang kasih tau makanan apa aja yang enak di bandung. udah dulu yah, nulis surat tuh cape le. klo kamu ngga ngerti, tanyain aja sama temen kamu yang orang bandung sekalian pripat (pake 'p' ya le! tetep! hehehe) bahasa sunda. salam kangen dari aku.


walaikumsalam we er we be

entah sudah yang keberapa kalinya aku tertawa sewaktu membaca surat ini. aku memang sengaja menyuruh bu'e untuk menuliskan terjemahannya, bahkan seringkali dulu sms yang dia kirim terlebih dahulu aku menyuruh bu'e untuk mengartikannya. dia lah orang yang paling rajin mengajarkan aku bahasa sunda, memperdengarkan lagu-lagu sunda sewaktu aku sedang asik mendengarkan klenengan/gending jawa dan memaksa aku untuk mendengar wayang golek di radio padahal dia juga tahu klo aku lebih suka mendengarkan ceritra wayang kulit dari kaset milik pa'e.
aku memilih untuk menyimpan dulu surat ini dan membalasnya setelah aku menyelesaikan kegiatan mos, skalian cerita tentang keadaan mos di sekolah ini kepada dia. walaupun sebenarnya, hatiku ini sudah ndak sabar rasanya ingin membalas surat itu. sumpah aku kangen berat dengan cerita-ceritanya dan banyolan-banyolannya. ada sedikit perasaan menyesal dalam hatiku saat ini, kenapa yah aku berada begitu jauh dari dia. jauhhhhh sekali rasanya. lembaran surat ini ternyata tidak mampu menggantikan kebahagiaan sewaktu aku sedang melihat sosoknya secara langsung, secara nyata.
tanpa sadar, surat dari dia aku remas-remas dengan kedua tangan mungilku ini, kemudian kembali memandangi sebuah foto aku dan dia lalu meletakkan foto itu di dadaku dan berharap semoga dia yang berada nun jauhnya disana mampu mendengar suara detak jantung berirama kerinduan ini.
Buah duku buah rambutan,
Beli peti isinya laksa
Hatiku rindu bukan buatan,
mengenang kasih jauh di mata.
Hebben Een Goede Nacht –
setelah beberapa hari aku melaksanakan kegiatan mos, akhirnya hari ini aku sudah resmi diterima sebagai siswa kelas satu. seneng juga sih sekarang udah bisa pake baju putih bersih, celana panjang biru plus lencana berwarna hitam yang aku pasang di atas saku baju sebagai pemanis. sewaktu aku berjalan memasuki gerbang sekolah berbarengan dengan beberapa orang kakak kelas, aku tersenyum dan tak lupa mengucapkan salam kepada mereka. sebuah kebiasaan selama mos berlangsung dan katanya harus tetap dilakukan selama masih menjadi junior. walaupun ini hari pertama aku sekolah, tetapi jadwal pelajaran sudah ditentukan dan buku-buku cetak juga sudah dibagikan jauh-jauh hari. aku masih terus berjalan lurus menyusuri koridor yang panjang, kebetulan kelasku berada di pojokan lorong tersebut.

sewaktu sampai di pintu kelas, aku terdiam sebentar sambil pandangan mata ini menyapu ke seluruh penjuru kelas. ternyata kelasnya sudah ramai! padahal jam baru menunjukkan pukul 06.05 pagi. mungkin karena hari pertama, makanya anak-anak berangkat ke sekolah pagi-pagi sekalian rebutan kursi. untuk tempat duduk di hari pertama pastinya kita bebas untuk memilih tapi hampir setengah meja dan bangku telah terisi mulai dari barisan depan sampai tiga baris di belakangnya yang sebagian besar didominasi anak-anak cewe. klo anak cowo? isi yang belakang dulu aja deh. hehehe.
sialnya, teman satu gugus aku selama mos kemarin hanya 3 orang yang sekelas, yaitu aku, putri dan ayas (laras). terpaksa aku mencari bangku atau meja yang kosong. aku memilih untuk duduk persis di belakang putri, di barisan tengah meja yang letaknya persis disebelah jendela. setelah meletakkan tas dan tersenyum ke arah putri dan teman sebangkunya yang belum aku kenal, aku mengeluarkan binder bergambar tasmanian devil dan meletakkannya di atas meja kemudian bepura-pura membacanya. standardlah, anak baru, dikelas baru, belum punya teman akrab, berasal dari luar daerah, belum fasih berbahasa sunda ditambah sifat yang sedikit pemalu.

stres juga sih lama-lama berbuat bodoh sendiri karena kelas mulai terdengar gaduh dan meja yang kosong pun sudah banyak yang terisi dan hanya menyisakan tiga buah bangku kosong saja, satu bangku yang ada disebelahku dan dua bangku sisanya yang terletak dua baris di belakang. tak beberapa lama, dua bangku kosong yang ada di belakang sudah terisi oleh dua orang anak cowo yang tampaknya sudah akrab dan akhirnya hanya tinggal tersisa satu buah bangku kosong yang ada disebelahku.
aku langsung menopang dagu dengan sebelah tanganku sambil berpikir; "koq ngga ada yang mau duduk sama aku ya?"

melihat keadaan disekitar membuat aku merasa miris, beberapa diantara mereka sudah terlihat akrab dan sedang bercanda satu sama lain walaupun terlihat beberapa orang yang duduk diam sama sepertiku, tapi setidaknya mereka sudah dapat teman sebangku! rasa bahagia dan semangat yang tadi sempat aku bawa perlahan-lahan mulai surut. aku langsung merasa seperti orang asing disini.

memang sih tadi putri sempat mengajak ngobrol dan mengenalkan teman sebangkunya, tapi itu juga cuma sebentar. ngga nyampe lima menit sampai akhirnya putri berbalik lagi dan melanjutkan obrolannya dengan teman sebangkunya itu. duh, jadi kangen sama temen-temen dan sahabat smp ku di kuningan. kenapa ya aku mau sekolah di bandung? padahal klo aku sekolah di kuningan, pasti tidak perlu repot-repot lagi mencari teman baru.
"hei, ini bangkunya kosong ngga?" tiba-tiba suara seseorang membuyarkan lamunanku.



"iya kosong. mau duduk?" tanyaku sambil mempersilahkan anak itu untuk duduk.



"iya. makasih ya." jawabnya sambil meletakkan tas di atas meja.



"telat ya?" tanya aku gugup saat memulai pembicaraan dengan anak itu.



"emang udah masuk ya? perasaan belum." jawabnya sambil melirik ke arah jam tangan berwarna hitam yang melingkar di tangan kirinya.



"belum sih. hehehe." balasku seadanya.



"o iya, nama lo siapa? gue rino." tanya dia sambil menyodorkan tangan kanannya.



"panji." jawabku sambil tersenyum manis kemudian menyambut jabatan tangannya.



"itu K kepanjangan dari apa?" tanya rino sambil menunjuk ke arah bet namaku yang bertuliskan Panji K. Putra.



"Kresna." jawabku sambil melihat ke arahnya sambil tersenyum.



"kresna? lo hindu ya?" tanya rino.



"bukan. emang kenapa?" tanyaku penasaran.



"ngga, sodara gue ada yang namanya kresna juga dan dia hindu. udah gitu mata lo sipit lagi. mendukung ." jawab rino blak-blakan.



"kamu juga sipit koq. hehehe. tapi bukan hindu kan?"



"bukanlah. wajar aja gue sipit, orang gue chinese. lo juga ya?" tanya rino.



"bukan, aku orang jawa." jawabku sambil tersenyum.



"jawa? semarang bukan? atau surabaya" tanya rino.



"bukan, jogja."



"oh jogja. habis biasanya temen-temen gue yang jawa-chinese kebanyakan dari semarang ato surabaya."



"emang kamu aslinya dari mana?"



"gue sih lahir di surabaya tapi lama tinggalnya di jakarta."



"oh gitu. smp nya di surabaya?"



"ngga, gue smp nya di jakarta, di cc."



"cc?" tanyaku heran.



"lo ngga tau cc?"



"ngga tau. maaf ya. hehehe."



"gue smp nya di canisius, di jakarta. emang lo smp nya dimana?"



"di kuningan."



"kuningan? jakarta?"



"bukan, kuningan jawa barat. deket cirebon."



"oh cirebon. iya iya gue tau. panas dong?"



"ya lumayan, tapi kuningan deket gunung jadi lebih adem dari cirebon. belum pernah ke kuningan ya?"



"belum sih, tapi klo ke cirebon gue pernah. emang lo tinggalnya di kuningan ya?" bukannya di jogja?"



"iya di kuningan, kebetulan pa'e pindah dinas di kuningan jadi yang lainnya juga ikut pindah."



"pa'e?" tanya rino heran.



"pa'e tuh papah aku. hehehe."



"oh bokap lo. sama gue juga pindah ke bandung gara-gara bokap gue pindah kerja disini. emang bokap lo kerja apaan?"



"pns. klo kamu?"



"dokter. bonyok gue dua-duanya dokter."



"wah enak dong, klo kamu sakit ngga usah repot-repot pergi ke dokter lagi."



"ah, tetep aja gue disuruh ke dokter. hahaha. eh iya, gue panggil lo apa nih? panji? ato kresna?"



"panji aja no. eh aku panggil kamu 'no' gpp kan?"



"ok. terserah lo aja."



"eh, emang nama lengkap kamu siapa no?"



"alvarino delvianto. cuma temen-temen smp gue biasa manggil gue rino ato alva."
assalamu'alaikum...." tiba-tiba suara dari seorang guru yang berjalan menuju meja guru di depan kelas menghentikan obrolan antara aku dengan rino dan membuat seisi kelas yang semula gaduh menjadi hening.



"walaikumsalam pak..." jawab kami semua serempak.



"waduh...cararenghar kabeh euy murid-murid bapa teh. sok atuh doa heula. KM-na saha?" tanya pak guru sambil memandang seluruh isi kelas.

(waduh...murid-murid bapa seger-seger semua yah. silahkan berdoa dulu. KM-nya siapa?)
"..........." kami semua diam membisu.



"teu acan aya KM-na ieu teh?" tanya pak guru sambil berdiri di barisan tengah kelas.

(KM-nya belum ada ya?)



"iya pak." jawab seorang anak cewe yang duduk di dekat pak guru.



"oh kitu. neng geulis daek teu jadi km?" tanya si bapa.

(oh gitu. neng geulis mau ngga jadi km?)



"..........." anak cewe itu hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanya pak guru.



"saha atuh anu daek jadi KM? aya teu?" tanya si bapa sambil menatap tajam ke arah murid cowo.

(siapa nih yang mau jadi KM? ada ngga?)



"..........." anak lelaki semuanya diam tidak ada yang berani menjawab.



"cik atuh barudak, tong siga barudak ranca oray! mun ditanya teh ngajawab, tong cicing wae." ucap si bapa dengan sinis.

(tolong dong anak-anak, jangan kaya anak-anak di daerah pelosok! klo ditanya tuh harus jawab, jangan diem aja.)



"..........." kami malah semakin diam membisu.



"mun dek cicik mah ka mesjid weh tong di kelas. kamarana ieu teh lalakina? awewe kabeh nya? sieuneun pisan jadi budak lalaki teh." ucap si bapa dengan nada setengah marah.

(klo mau diem aja ya ke mesjid aja sana jangan di kelas. pada kemana anak laki-lakinya? perempuan semua ya? jadi anak laki-laki koq penakut.)



"..........." anak laki-laki masih belum ada yang berani bicara sepatah kata pun.



"wah bener ieu mah, awewe kabeh. bapa tunjuk aja atuh yah, yang bapa tunjuk harus mau jadi KM, klo ngga mau, bapa kasih nilai 5 di raport." ancam si bapa.

(wah bener ini mah, perempuan semua)



"..........." beberapa anak laki-laki terlihat menarik napas dalam-dalam karena suasana berubah menjadi agak tegang.



"eta kamu, anu bayuhyuh, ka payun!" ucap si bapa sambil menunjuk ke arah seorang anak cowo gemuk yang duduk di barisan paling belakang.

(kamu, yang gemuk, ke depan!)



"..........." anak itu hanya mengangguk pasrah kemudian berdiri di depan kelas.



"hiji deui nya. kamu, nu make tiung jeung kaca panon, mangga ka payun." ucap si bapa dengan sopan sambil menunjuk ke arah seorang anak cewe yang berjilbab dan menggunakan kacamata yang duduk di barisan paling depan.

(satu lagi ya. kamu, yang pake kerudung sama kacamata, silahkan maju ke depan.)



"oke, anak-anak, semuanya sekarang liat ke depan. di sebelah bapa sekarang ada dua orang teman kalian yang nanti akan kalian pilih sebagai KM. mengerti?" tanya si bapa sambil memegang pundak kedua nak itu.



"mengerti pak..." jawab kami semua.



"sengaja bapak pilih satu laki-laki, satu perempuan itung-itung emansisapi. nanti kedua teman kalian akan memperkenalkan diri kemudian setelah itu kalian langsung voting untuk memilih siapa yang pantas menjadi KM. ngerti?"

(emansisapi = emansipasi)



"mengerti pak..." jawab kami semua.



kemudian pak guru mempersilahkan kedua orang itu untuk memperkenalkan diri mulai dari nama, hobi, tempat tinggal, alasan masuk ke sekolah ini sampai cita-cita setelah lulus dari sma. setelah kedua orang itu selesai memperkenalkan diri, pak guru mempersilahkan kami untuk bertanya apa saja kepada mereka berdua dan mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. dan begitu pak guru memberi pertanda waktu sesi tanya jawab selesai kami pun melakukan voting.

setelah proses voting juga selesai dilakukan akhirnya terpilih seorang cowo sebagai KM dan anak cewe yang tadi sebagai wakilnya. untuk kepengurusan kelas, akan dibentuk sendiri di alin waktu oleh KM dan wakil KM. setelah KM sudah terpilih, baru kami semua berdoa dan pelajaran pun langsung dimulai.
"anak-anak, sekarang mah giliran bapa memperkenalkan diri. nama bapa, pak yoyo, biasa dipanggil christoper. disini bapa akan mengajar biologi. ada yang tau ngga bi ologi teh apa?"



"..............."



"eeh..kumaha sih barudak teh. bi ologi teh istrina mang ologi."

(eeh..gimana sih anak-anak teh. bi ologi tuh istrinya mang ologi.)



"krik...krik...krik..." kami semua cuma bisa tertegun sewaktu mendengar lawakan dari si bapa.



"oh iya, untuk pelajaran bapa, selain buku cetak kalian harus mencari buku referensi lain. bebas lah mau buku apa aja, tapi minimal kalian punya tiga buku pegangan yang berbeda. klo cuma sedia satu buku ya wayahna klo nanti kalian ketinggalan pelajaran bapa. ngerti?" tanya si bapa sambil mulai menyalakan rokoknya.



"mengerti pak...."



"ari bukuna mah bisa dicari di palasari boleh, di gunung agung boleh, barebas. bisi aya buku murag ti langit oge teu nanaon, nu penting judulna biologi kelas 1."

(klo bukunya sih bisa dicari di palasari boleh, gunung agung boleh, bebas. siapa tau ada buku yang jatuh dari langit juga gpp, yang penting judulnya biologi kelas 1.)



"untuk sistem nilai gimana pak?" tanya KM.



"KBW. Kumaha Bapa Weh. nu penting barudak teh rajin ngerjakeun tugas. ngobrol teh nyambung jeung bapa, misalnya ditanya ku bapa teh jawabanna kudu nyambung tong kukulutus sorangan."

(KBW. Kumaha Bapa Weh (terserah Bapa aja). yang penting anak-anak rajin ngerjain tugas. ngobrol sama bapa juga nyambung, misalnya ditanya sama bapa jawabannya harus nyambung jangan ngomong sendiri.)



"ulangan gimana pak?" tanya KM lagi.



"ulangan bapa yang menentukan, setiap pertemuan pasti bapa kasih soal. kalian siap-siap aja. tiap pertengahan cawu bapa juga selalu mengadakan evaluasi. kalian harus siap."



"klo ada yang nyontek waktu ulangan nanti kena hukuman apa pak?" tanya si km.



"kalian boleh nyontek koq. asal jangan ketauan sama bapa."



"klo ketauan nanti diapain pak?" tanya anak yang lain.



"kamu cobain aja nyontek waktu pelajaran bapa. nanti juga tau sendiri. oke, sekarang bapa minta kalian mengingat 10 hal apapun yang ada hubungannya dengan biologi. waktu smp kalian pernah belajar bilogi kan?"



"pernah pak...."



"nah sekarang kalian harus mengingat 10 kata yang berhubungan dengan biologi. terserah. nanti bapa tunjuk kalian untuk maju ke depan dan menjelaskan maksud dari 10 kata tersebut. bapa kasih waktu 5 menit dari sekarang. mengerti?"



"mengerti pak...." jawab kami semua dengan panik.



setelah lima menit berlalu, pak yoyo akhirnya mulai menunjuk kami satu per satu untuk berbicara di depan, dan dalam waktu 1 jam pelajaran lebih terjaring sekitar 30-an anak termasuk aku dan rino yang kesemuanya mampu tampil di depan dengan lancar walaupun sebagian terlihat masih grogi karena harus berbicara di depan orang yang belum mereka kenal. setelah pelajaran pak yoyo selesai dan meninggalkan beberapa puluh soal yang harus kami kerjakan sebagai pekerjaan rumah, akhirnya kami sekelas sempat merasa lega, namun tiba-tiba datang seorang pria berkumis dengan perawakan yang sedikit gemuk masuk ke dalam ruangan kelas.

setelah tahap perkenalan dan basa-basi selesai, pak guru yang belakangan diketahui bernama pak tata, tanpa ba-bi-bu lagi langsung menulis tiga buah soal fisika di papan tulis dan menunjuk anak-anak yang ada di kelas untuk mengerjakannya. dari tiga orang anak yang ditunjuk di kelas, aku termasuk salah satu orang yang 'beruntung' memperoleh kesempatan itu. dari tiga orang murid yang disuruh maju kedepan, cuma aku satu-satunya murid yang tidak bisa mengerjakan soal. aku sudah berusaha mengingat-ngingat rumus fisika hukum hooke tentang konstanta pegas. sebenarnya, soal yang diberikan masih tergolong sederhana, tetapi rasa grogi dan takut langsung membuyarkan hapalan rumus-rumus fisika yang ada di otakku ini. waktu itu otak rasanya benar-benar blank sama sekali, belum lagi keringat dingin mengalir deras selama aku berdiri di depan menghadap papan tulis.
"kenapa? soalnya susah?" tanya pa tata.



"ru...rumusnya lupa pak." jawab aku sambil menyeka keringat yang mulai membajiri kening dan leher.



"kenapa lupa?" tanya pa tata sambil menatap tajam ke arahku.



"ngga inget pak." jawabku asal.



"iya lupa teh pasti ngga inget. kamu tau soal itu tentang apa?"



"ta..tau pak. hukum hook. ta..tapi..kebetulan rumusnya lupa."



akhirnya pa tata membimbing aku untuk mengerjakan soal itu, dengan sabar pa tata menyebutkan clue yang berhubungan dengan soal tersebut, alhamdulillah setelah dibimbing oleh beliau, aku berhasil menyelesaikan soal tersebut walaupun memakan waktu cukup lama karena aku harus mengingat rumus-rumus sewaktu smp dulu. akhirnya aku bisa kembali duduk di bangku dan menarik nafas dalam-dalam sementara rino berusaha menenangkan aku lewat tatapan matanya
"anak-anak, bapa tau sebagian besar diantara kalian teh pasti belum siap untuk belajar karena menganggap ini hari pertama kalian belajar. soal yang bapa kasih itu cuma sekedar pemanasan otak aja, lain kali pasti jauh lebih susah dari ini. bapak harap lain waktu kalian sudah memepersiapkan diri terlebih dahulu. oke?" ucap pak tata sambil menasehati kami semua.



"iya pak..." jawab kami semua.

"kalian sekarang sudah satu langkah lebih maju, sudah bukan anak kecil lagi jadi harus mempunyai kesadaran untuk belajar dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. sekarang bapa tanya, klo pegas diberi beban, pegasnya pasti akan mengalami pertambahan panjang bukan?"



"iya pak..."



"pertambahan panjang itu tergantung dari massa beban yang digantungkan. semakin berat massa beban itu, maka pertambahan panjang pegas itu akan semakin besar. benar?"



"iya pak..."



"anggap aja klo pegas itu otak kalian, dan beban yang digantungkan adalah usaha kalian dalam belajar. klo kalian lebih sering belajar maka otak kalian nanti akan berkembang jauh lebih baik daripada sebelumnya, seperti pegas, apabila massa beban yang digantungkan lebih berat, pertambahan panjangnya juga lebih besar. klo kalian mau otak kalian lebih kuat dari sebelumnya, pasti latihan beban yang dilakukan juga harus jauh lebih banyak. mengerti?"



"mengerti pak..."



"yang belum bisa mengerjakan soal belum tentu dia bodoh, mungkin belum siap tapi untuk yang sudah bisa mengerjakan soal sudah pasti dia pintar.nih bapak kasih rumus buat kalian, 99% usaha + 1% keberuntungan hasilnya sama dengan kesuksesan. megerti?"



"mengerti pak..."



"anggap saja 1 % keberuntungan itu untuk anak-anak yang tidak bapa panggil maju ke depan. dan untuk pertemuan selanjutnya masih akan tetap seperti ini jadi kalian harus menyiapkan diri dengan baik. untuk anak yang sudah belajar dengan baik maka kalian sudah memilih pilihan 99% tersebut, tapi untuk anak yang belum belajar silahkan berharap kepada 1% keberuntungan kalian, mudah-mudahan kalian tidak bapak tunjuk. untuk pertemuan selanjutnya, kalian harus mengumpulkan tugas yang sudah bapa tulis di kertas ini, nanti biar KM yang fotokopi. harus sudah beres semuanya. mengerti?"



"mengerti pak..."



"sekarang bapa tanya sama kalian, siapa yang nanti kuliahnya mau ambil jurusan teknik?" tanya bapa dengan mimik muka yang serius.



".........." hampir semua anak laki-laki yang ada di kelas mengacungkan tangannya.



"klo kedokteran?" kali ini hampir semua anak perempuan mengacungkan tangannya. hanya ada empat orang laki-laki termasuk aku dan rino yang mengangkat tangan.



"baguslah, berarti kalian cocok masuk ke sini. soalnya klo ada yang mau ngambil jurusan entertainment kalian cocoknya masuk ke sekolah sebelah."



setelah memberikan nasihat panjang lebar, akhirnya pelajaran kembali dilanjutkan dan kami mengikuti dengan serius. lucunya, di tengah-tengah menerangkan pelajaran, pa tata terkadang suka bercerita tentang persib, entah itu persib di waktu dulu atau pertandingan persib waktu kemarin. yang jelas, selain pelajaran fisika, beliau pasti selalu berbicara tentang persib, persib dan persib.
14.30 pm




"fyuhh...gila nji, hari pertama sekolah otak gue udah habis nih. apalagi klo tiga tahun." ucap rino sambil berjalan berdua menuju koridor.



"hehehe...sama no. aku masih stress gara-gara pelajaran fisika tadi. malunya banget aku." blasku sambil menundukkan kepala.



"santai aja nji. gue juga sebenernya lupa rumus itu. lo masih mending inget hukum hook, lha gue? totally blank!" ucap rino sambil menepuk pundakku.



"itu juga kebetulan inget no. lain kali aku harus belajar dulu no, supaya ngga malu-maluin."



"sama gue juga, siapa tau nanti gue maju ke depan. ngga mungkin kan berharap sama 1% keberuntungan terus?"



"hehehe...bener banget no."



"eh nji, lo tau palasari dimana? gue mau nyari buku pendamping nih, buat ngerjain pr."



"aku pernah sekali ke sana no waktu diajakin sama mas rizky."



"mas rizky?" tanya rino.



"itu om aku no. waktu pertama kali ke bandung, aku dianter sama dia."



"oh...ok klo gitu, sekarang lo mau nganter gue ke palasari ngga nji?"



"hmm...boleh. sekalian aku juga mau beli buku. tapi aku mau pulang ke kosan dulu, ngambil duit."



"lo ngekost ya nji?" tanya rino.



"iya no. emang kamu nggak yah?"



"nggak, gue tinggal di rumah, bareng bonyok gue. kosan lo jauh ngga?"



"oh gitu, aku kira ngekost juga. deket no, di jalan jawa. klo rumah kamu dimana no?"



"jalan jawa dimana nji? rumah gue di rancabentang."



"itu di belakang sekolah. klo rancabentang sih dimana? aku baru denger no."



"di ci-umbu-leu-it nji. duh susah banget gue ngomongnya."



"hehehe..kamu bukan orang sunda sih. emang ciumbuleuit itu di daerah mana? maklum aku belum hafal daerah bandung."



"ya susah gue jelasinnya nji, gue juga ngga hafal bandung, sama kaya lo. hahaha."



kemudian kami berdua berjalan kaki menyusuri jalan kalimantan untuk singgah sebentar di kosan aku yang letaknya tidak seberapa jauhnya dari situ. sepanjang perjalanan aku dan rino berbagi cerita tentang pengalaman kami masing-masing sewaktu pertama kali datang ke bandung. kebetulan karena kita berdua sama-sama bukan orang bandung, aku dan rino langsung cocok. alhamdulillah, akhirnya aku dapet temen juga.
15.00 pm




"ini kosan lo nji?" tanya rino sewaktu kami berdua sampai didpan pintu kamarku.



"iya no. maaf ya, kosan aku kecil." jawab aku sambil mrmbuka kunci pintu.



"tempatnya asik nji. adem. lo sendirian disini?" tanya reno sambil memperhatikan ke sekeliling kosan.



"berdua sama temen aku no, dari kuningan juga. cuma kita beda sekolah. oh iya, masuk nom jangan diluar aja." ucapku sambil melempar tas ke arah kasur.



"ok. wah...gue masuk kamernya lo nih nji." ucap rino sambil melepas sepatu kemudian masuk ke dalam kamar.



"kamerku sempit no, berantakan lagi. oh iya, nih mau minum ga? maaf ngga ada air dingin." ucapku sambil menyodorkan segelas air putih.



"buset dah..segini lo bilang berantakan?? lo harus liat kamer gue nji, lebih parah dari ini. oh iya, thanks airnya. haus banget gue nih habis jalan kaki."



"kosan aku jauh ya? maaf jadi ngerepotin kamu. nih ada nyamikan, mau ngga no?" ucapku sambil menyodorkan dua buah toples berisi kecimpring dan keripik bayam.



"deket banget malah nji, cuma cape aja jalan kaki. untung di bandung mah adem. klo di jakarta, males banget gue jalan kaki nji. eh, nyamikan tuh apaan?"



"nyamikan tuh cemilan no. nih ada kecimpring sama kripik bayem."



"oh...kirain nama makanan. thanks nji. ini kecimpring apaan sih? kaya keripik, tapi lebih enak lagi."



"itu dari kuningan no. dibikin dari singkong yang diparut. manis ya?"



"iya, manis. enak nji.keripik bayemnya juga enak."



"wah bagus deh klo kamu suka. takutnya tadi kamu ngga suka makanan kampung no."



"hahaha...lo kira gue anak sultan nji? biasanya juga klo gue ke prj pasti nyari kerak telor. bosen gue junkfood mulu."



"eh, enaknya aku bawa uang berapa ya no? kita mau beli buku berapa biji sih?"



"ya terserah lo nji. nanti kita belinya beda-beda ya. trus nanti gue fotokopi buku punya lo, nanti juga lo fotokopi buku gue. biar tambah banyak referensinya."



"oh...iya deh no, aku ngikut kamu aja. dulu waktu aku smp cuma pake buke cetak juga udah cukup no, tapi sekarang buku nya harus banyak yah."



"oh ya? dulu gue juga buku cetak minimal dua penerbit nji. malah satunya harus ada yang bahasa inggris."



"wah hebat banget sekolahmu no. beda yah di jakarta sama kuningan. kayanya aku harus belajar dari kamu no, kamu kan lebih pinter."



"ya udah ntar kita belajar bareng aja. gue juga bingung nji, mudah-mudahan disini gurunya ngajar ngga pake bahasa sunda. klo iya, bisa mati gue."



"hehehe...sama no, aku juga belum ngerti banget bahasa sunda. padahal bu'e orang sunda, tapi akunya ndak ngerti-ngerti."



"oh, nyokap lo orang sunda? kenapa dipanggilnya bu'e? eh, tapi cara ngomong lo medok banget tau nji. kirain gue orang jawa tulen.



"iya, bu'e orang sunda, klo pa'e baru asli jogja. waktu aku kecil kan tinggalnya di jogja no, jadi ngomongnya ya njowo. bu'e juga manut-manut aja dipanggil gitu sama pa'e. hehehe."



"oh gitu...pantesan. tapi lo ngerti sedikit kan bahasa sunda? gue mah ngga ngerti sama sekali.



"ya dikit-dikit no, sekolah disini juga sekalian belajar bahasa sunda. klo orang tua kamu asli mana?"



"bokap gue sih orang jakarta, tapi nyokap gue orang cirebon."



"oh...orang cirebon? pantes tadi kamu tau cirebon. eh iya, aku mau ashar dulu ya no, kamu tunggu bentar gpp kan?"



"gpp nji, santai aja. gue makan cemilannya aja ya?" tanya rino.



"oh iya ndak apa-apa, habisin aja no sekalian. hehehe."



"beres nji."
*beberapa menit kemudian*



"ayo no berangkat, naik angkot gpp kan?" tanya aku sambil memasukkan dompet ke dalam tas.




"ok. tapi lo tau kan harus naik angkot apa?" tanya rino sambil minum segelas air.



"justru aku hafalnya klo naik angkot no."



"ok nji."



kemudian aku dan rino pergi dari kosan, berjalan menyusuri jalan jawa lalu menunggu angkot yang ada tulisan kalapa nya di pinggir jalan sumatra. setelah naik angkot kalapa dago yang membawa kami menyusuri jalan sumatra kemudian melewati jalan tamblong. dan setelah melewati kampus unpas di daerah lengkong, kami turun di perempatan. kemudian berganti angkot kalapa binong yang menuju arah palasari.

sesampainya di palasari, aku langsung membimbing rino berjalan ke arah belakang menuju BBC. kata mas rizky, toko buku yang itu biasanya paling
lengkap. hehehe. dan ternyata kami berdua langsung 'kesetanan' begitu melihat buku yang super banyak itu. ternyata, hobi aku dan rino sama,
yaitu suka membaca. jadi tempat seperti ini memang cocok untuk kami berdua. setelah membeli hampir dua puluh buah buku pelajaran, kami memutuskan untuk membeli novel.
"nji...kita gila ya?" tanya rino sambil membawa beberapa buah novel.



"gila kenapa no?" jawabku sambil memilih-milih novel apa yang akan aku beli.



"ya ini, ngeborong buku. nanti duit gue cukup ngga ya nji? hahaha."



"iya no, makanya gue lagi mikir, pilih novel yang ini atau yang satunya lagi." ucapku sambil menimang dua buah novel di tangan yang berbeda.



"emang novel apa aja nji? sini gue liat?"



"ini, yang satunya pipiet senja, yang satunya lagi umar kayam. sumpah no, dua-dua nya aku pengen baca." jawabku sambil menunjukkan kedua buah buku tersebut kepada rino.



"wah...seribu kunang-kunang di manhattan???? itu mah bukunya bokap gue nji! lo suka baca gituan juga???" tanya rino kaget lalu langsung mengambil buku karya umar kayam tersebut dari tanganku.



"bapak kamu baca juga yah no? hehehe...iya, aku emang suka bukunya umar kayam. kamu juga no?"



"iya bokap gue suka banget buku beginian, tapi gue sendiri belum sempet baca. cuma dulu gue sempet liat filmnya umar kayam nji." ucap rino.



"oh...film G30S/PKI yah no?" tanyaku sambil berpikir akan membeli buku apa.



"iya, yang jadi bung karno nya nji! lo tau juga ya? dasar emang dasar selera lo mirip sama bokap gue."



"iya dulu aku juga pernah nonton. hehehe. eh, enaknya aku beli yang mana nih? umar kayam aja?" tanyaku kepada rino.



"beli yang satunya aja nji. nanti yang umar kayam, lo pinjem aja punya bokap gue." ucap rino sambil menyerahkan buku umar kayam kepadaku.



"emang boleh no? soalnya duit aku ngga cukup buat beli dua buku."



"gampang lah itu, nanti gue yang bilang. udah cepetan nji, nanti kesorean pulangnya."



"oke. makasih banget ya no." jawabku sambil tersenyum manis ke arahnya.



setelah membayar buku yang banyak itu. saking beratnya, aku dan rino menjinjing sebuah kantong plastik yang besar secara bersamaan. kemudian kami berdua kembali pulang ke kosan aku. begitu sampai di kosan, aku dan rino yang nampak sangat kelelahan karena membawa kantong plastik yang berat sekali langsung merebahkan diri di atas karpet. bahkan tak terasa kami berdua tertidur sebentar saking lelahnya.
18.00 pm



"rino....." ucapku pelan.



"........." rino nampaknya masih tertidur pulas.



"rino...bangun no." kembali aku berusaha untuk membangunkan rino.



"hmm....kenapa nji?" tanya rino setengah sadar.



"udah magrib no." jawabku sambil berdiri lalu memakai sarung.



"magrib?" kepala rino langsung terangkat begitu mendengar kata magrib.



"iya no. masih ngantuk ya? maaf aku bangunin kamu, soalnya kata bu'e pamali klo tidur waktu magrib." ucap aku sambil menggulung kain sarung dan bersiap-siap untuk shalat.



"oh gpp nji. gila, gue tidur berapa jam nih?? tau-tau udah magrib aja."



"cuma satu jam no. hehehe. oh iya, tadi hp kamu bunyi no. mungkin ada telfon." ucapku sambil menghamparkansajadah di atas karpet.



"wah...iya bener nji. ada misscall dari nyokap gue, soalnya tadi gue minta jemput. thanks nji. eh lo mau solat ya?" tanya rino sambil mengecek hp nya.



"iya no. hehehe."



"oh ya udah, gue nelfon nya diluar aja deh, takut ntar ganggu lo." ucap rino sambil beranjak pergi ke luar.
beberapa menit kemudian*



"nji, kosan lo tuh di jalan jawa kan? nomor berapa nji?" tanya rino sambil memencet-mencet keypad hp nya.



"iya no. nomor xx no. mau dijemput kesini ya?" tanyaku sambil melipat sajadah dan sarung.



"iya nji, gue udah sms dari sore sih tapi gue malah ketiduran. makanya sekarang nyokap gue nanyain. gue nunggu disini gpp kan?"



"gpp lah no. kamu laper ngga? nih aku masih punya banyak nyamikan." ucapku sambil menawarkan satu bungkus pisang sale.



"ini kosan apa toko kue nji? banyak banget makanannya." ucap rino sambil mengambil beberapa buah pisang sale.



"hehehe...aku klo belajar harus ada sesajennya no. klo ngga ada, nanti malah ngga ada yang nempel satupun."



"pantes ransum lo banyak banget. klo gue mah belajar harus sambil dengerin musik nji."



"wah...ngga berisik tuh no?"



"ngga sih, lagian bukan buat gue dengerin, cuma buat backsound aja supaya rame."



"hmm...nanti aku mau coba ah dengerin musik sambil belajar. siapa tau aku jadi pinter kaya kamu."



"hahaha...awas ya ntar klo lo lebih pinter dari gue nji, gue bakal nanya pr terus sama lo."



"boleh no. bisa diatur. hehehe. eh iya, nanti aku pinjem buku punya kamu ya no? mau difotokopi. boleh kan?"



"ya bolehlah nji, kan kita udah janji mau tukeran buku." jawab rino sambil tetap sibuk memencet keypad hp.




"ciee..lagi sms-an sama pacar nih no?"



"hah? sms-an sama pacar? siapa nji? gue?" tanya rino sambil melongo.



"mungkin. soalnya daritadi serius banget sms-an."



"bukanlah nji, ini sms-an sama nyokap gue. katanya bokap gue yang jemput."



"oh kirain."



"kirain apaan? hahaha."



"kirain sms-an sama pacar. hehehe."



"gimana gue mau sms-an sama pacar, orang pacar aja gue nggak punya nji."



"masa sih?"



"emang gue mau pacaran sama siapa nji?"



"temen smp kamu no? pasti ada yang kamu suka kan?"



"hahahaha. panji panji...canisius tuh isinya cowo semua! ada cewe satu aja, pasti langsung habis disikat sama kita-kita."



"oh gitu? khusus cowo aja yah? aku ndak tau no."



"iya nji. makanya gue belum laku-laku. cariin gue pacar dong nji."



"hah? aku aja disini belum punya temen cewe no."



"hahaha...sama kita nji. temen smp lo di kuningan gimana? ada yang cantik ngga?"



"hmm...ada sih no beberapa. nah, kebetulan yang paling cantiknya ngelanjutin sekolah di jakarta no."



"oh ya?? ngelanjutin kemana nji?? ntar gue cari deh. hahaha."



"mmm...klo ndak salah sih ke sma 8 no. tapi ndak tau juga sih, aku belum dapet kabar lagi soalnya."



"ke 8? bagus tuh nji. tapi klo cewe nya pinter nanti susah diboongin nji."



"ih kamu mah gitu no. ndak jadi aku kenalin deh klo gitu."



"hahaha...becanda lah nji. ngapain gue nyari jauh-jauh klo di bandung banyak yang cantik-cantik."



"hmm...iya sih no. bening-bening disini cewe nya."



"emang tipe cewe lo yang kaya gimana sih nji?"



"ndak tau aku no. yang baik aja deh. klo kamu?"



"sama gue juga ngga tau. lo pernah pacaran nji?"



"sama cewe?"



"lha...emang sama siapa lagi nji? masa cowo?"



"hehehe. aku belum pernah no. ndak laku-laku nih."



"wah sama lagi kita nji! gue juga belum laku-laku nih."



"ah kamu pasti bohong no."



"buset dah, beneran nji. mudah-mudahan disini gue bisa punya pacar deh."



"hehehe. amin. aku juga deh no. sekali-sekali pengen ngerasain yang namanya pacaran."



"eh nji, bokap gue katanya udah nyampe di depan." ucap rino sambil membaca layar hp nya.



"oh ya udah no, nih buku kamu udah aku pisahin." balasku sambil menyerahkan kantong plastik berisi buku-buku milik rino.



"wah, thanks berat nih. ya udah gue pulang dulu ya nji. nanti ngobrolnya kita lanjutin lagi."



"oke no. hehehe. salam buat bapak kamu yah."



"sip. makasih. oh iya, inget lho nji." ucap rino sambil buru-buru memakai sepatu.



"inget apaan?"



"nanti kita nyari pacarnya samaan ya! hahaha."



"hehehe. iya deh."



"eh iya, no hp lo berapa nji?"



"0.8.1.1.xxxxxx"



"sip. bye nji!" ucap rino sambil berlari ke arah pintu gerbang.



setelah rino pulang, aku menyempatkan diri untuk mengetuk kamar andreas. mungkin dia udah tidur, kebetulan andreas masih dalam masa mos jadi biasanya sepulang dari sekolah dia langsung tidur. karena tidak ada teman ngobrol lagi, aku kembali masuk ke dalam kamar untuk mengerjakan pr dan membaca beberapa buah buku. sewaktu sedang asik membaca, tiba-tiba hp aku bergetar. ternyata ada sms dari nomor yang belum pernah aku kenal sebelumnya.
panji, thanks lo udah nganterin gue hari ini. kata bokap gue, lo boleh pinjem bukunya. -alvarino-"



setelah sempat tersenyum-senyum sebentar, aku langsung membalas sms dari rino ;



"sama-sama no. beneran boleh? gantian sekarang aku yang bilang makasih sama kamu."



beberapa menit kemudian, rino membalas smsku ;



"iya, nanti lo yang ambil sendiri bukunya ke rumah gue. hari sabtu bisa ngga?"

aku sempat terdiam untuk beberapa waktu, kemudian baru membalas smsnya lagi ;



"bisa. asik, akhirnya aku bisa tau ciumbuleuit itu dimana. hehehe."



kali ini, hanya butuh waktu beberapa detik bagi rino untuk membalas smsku ;



"hahaha. oke. sampe ketemu besok di sekolah nji. nite!"



hmm...baik juga nih anak, pikirku dalam hati. lalu aku membalasnya ;



"hebben een goede nacht."



beberapa detik kemudian ;



"apaan tuh artinya??"



aku tertawa sebentar. ada gunanya juga tuh punya temen orang manado jadi bisa bahasa londo sedikit, pikirku dalam hati. aku langsung membalas ;



"have a good night."



rino pun langsung membalas ;



" =) "



kali ini aku tidak membalas smsnya lagi karena masih harus membereskan buku pelajaran untuk besok. toh besok juga ketemu di sekolah. hehehe. mudah-mudahan aku dan rino bisa akrab, pikirku dalam hati.
- Tian Mi Mi -




Jumat, Juli 200x

14.30 pm





"panji! tunggu bentar!" ucap rino sambil menarik tangan kananku.



"kenapa tho?" tanyaku.



"lo denger ngga?" ucap rino sambil memasang telinganya dengan cermat.



"denger apaan?" tanyaku penasaran sambil berusaha menajamkan indera pendengaranku yang satu ini.



"ssst....lo diem dulu." ucapnya sambil berjalan mencari arah datangnya sumber suara tersebut.



"suara angklung ya no?" tanyaku sambil berjalan perlahan mengikutinya.



"iya. dari mana ya nji suaranya?" tanya rino.



"kayanya dari ujung sana deh." ucapku sambil menunjuk ke arah ruang yang ada di pojokan sana.



kami berdua kemudian berjalan menuju sebuah ruangan yang terkenal dengan nama 'rangka', sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat latihan suatu ekskul. dari ruangan itu lamar-lamar terdengar suara angklung yang merdu itu. kebetulan, pintu ruangan itu hampir selalu terbuka sehingga aku dan rino bisa langsung melihat semua aktivitas yang ada di dalam. dari luar terlihat beberapa orang kakak kelas sedang serius berlatih angklung, mungkin ada sekitar belasan orang yang memainkan angklung dan seorang conductor yang membimbing mereka. aku melihat rino memanggut-manggutkan kepalanya, nampaknya dia sedang menikmati lagu yang sedang dimainkan oleh kakak-kakak kelas tersebut.
"no, emang kamu tau itu lagu apaan?" tanyaku penasaran.



"lo ngga tau nji??" tanya rino sambil tetap memperhatikan ke dalam ruangan itu.



"ngga. emang lagunya terkenal yah?" tanyaku sambil memegang pundaknya.



"oh iya gue lupa klo lo bukan chinese. habis mata lo menipu sih. hahaha." jawabnya sambil mengajakku untuk melihat lebih dekat lagi.



"hehehe...chinese imitasi aku no. emang itu lagu chinese yah?" tanyaku.



"iya nji, itu judul lagunya 'Tian Mi-Mi'." jawab rino.



"wah...aku baru tau no. emang lagunya terkenal banget?"



"itu tuh lagu wajib waktu gue masih kecil nji. biasanya anak chinese yang lain juga gitu."



"oh gitu...pantesan tadi kamu langsung ngeh waktu denger suaranya."



"iya nji. kaget gue waktu denger lagu ini. ternyata bisa juga lagu ini dimainin pake angklung."



"bener juga sih no. bagus lagi. aku baru pertama kali liat langsung kaya gini, biasanya cuma liat dari tv."




"nji, sumpah gue suka banget." ucap rino sambil berjalan menjauhi ruangan tersebut.



"iya aku juga no."



"Tian mi mi, ni xiao de tian mi mi ...." rino menyanyikan sebuah lagu sambil tetap mengikuti irama dari alunan musik angklung.

(sangat manis, senyumanmu sangat manis)



"kamu nyanyi apaan no? aku ndak ngerti." tanyaku sambil berjalan mengikutinya.



"hao xiang hua er kai zai chun fong li..." rino masih tetap asik menyanyi.

(seperti bunga mekar di musim semi)



"..........." aku hanya tersenyum sewaktu mendengar rino bernyanyi lagu yang tidak aku mengerti artinya sama sekali.



"kai zai chun fong li"

(mekar di musim semi)



"koh...kueh yang ini harganya berapa?"



"hahahaha...ganggu gue aja lo nji. no cap go aja deh."

(no cap go = 25 ribu)



"wah...kemahalan koh, jigo aja deh."

(jigo = 1.500)



"terserah lo deh. eh iya nji, gue jadi kepikiran."



"hehehe. kepikiran apa no?"



"kayanya gue mau ikutan KPA."

(KPA = keluarga paduan angklung ; ekskul)



"serius??? pasti gara-gara lagu mandarin yang tadi."



"tau aja lo nji. apa gue daftar sekarang aja yah?"



"yakin nih?"



"tapi gue takut klo nanti ngga ada temennya nji."



"ya pasti adalah anak kelas satunya no."



"bukan itu yang gue takutin."



"emang yang kamu takutin apa no?"



"ya ntar klo anak kpa ngomongnya sunda semua gimana coba?"



"mmm....."



"apa gue ngga usah ikutan aja nji? cari ekskul yang lain gitu."



"ya udah aku juga ikutan daftar."



"daftar apaan nji?"



"ya daftar kpa."



"hah? serius lo mau nemenin gue?"



"iya."



"sip!!! lo emang temen gue nji! hahaha." teriak rino kegirangan.



setelah puas berteriak, rino menarik tanganku untuk kembali ke rangka (ruang kpa) dan memberanikan diri untuk mendaftar. untungnya, kakak kelas yang mengurus masalah pendaftaran itu luar biasa baiknya sehingga kami berdua langsung disuruh datang keesokan harinya untuk ikut wawancara dan klo beruntung bisa langsung ikut latihan. sebenernya, aku cuma asal ikut-ikutan aja soalnya cuma pengen nemenin rino aja. aku tidak tahu banyak tentang angklung, memainkannya saja belum pernah. tapi ya udah deh gpp, siapa tau nanti menyenangkan.
"makasih ya nji." ucap rino sambil merangkul pundakku dengan erat.



"makasih buat apa no?" tanyaku heran.



"ya lo kan udah mau nemenin gue ikutan kpa."



"oh itu...kirain apaan. sama-sama no."



"eh ntar besok kita berangkat ke sekolahnya bareng ya nji?"



"boleh, mau jam berapa?"




"nanti gue nyamper ke kosan lo dulu deh. gpp kan?"



"ok."
Minggu, Juli 200x



*****



Bandung, Juli 200x



teruntuk sahabatku ;
Adhitama Vishnu Wiramihardja



assalamualaikum, wrwb.

Di sebuah waktu ketika senja sudah mulai mengatup. akhirnya setelah sekian lama aku bisa membalas suratmu juga dit. kami sengaja menunggu waktu sampai hari ini untuk membalas suratmu, maaf, bukannya aku dan andreas sombong melainkan kami berdua terpaksa menunggu waktu selama ini supaya ada banyak cerita yang bisa kami bagi bersama. gimana kabarmu di jogja? apik tho? alhamdulillah aku dan andreas baik-baik aja di bandung.

Dit, ada salam dari andreas. katanya dia kangen berantem sama kamu, kangen main bola bareng di lapangan sawah yang berlubang itu. oh iya, andreas udah ngobrol sama teh irene. kamu mau tau andreas ngobrol apa sama teh irene? nih aku kasih tau sama kamu ;


Andreas : assalamualaikum

Teh irene : walaikumsalam


Udah dit, cuma itu tok. ngga kurang, ngga lebih. tapi dia bangganya setengah mati. hehehe. kabar lain dari andreas, dia baru selesai mos di sekolahnya selama seminggu. bagusnya, di kelas dia ngga ada orang manado satupun, jadi mulai besok dia puasa ngomong 'ngana' (aku). barusan aja dia mati-matian belajar ngomong 'aing' (aku), sayang jadinya malah aneh dit. harusnya ngomong 'aing lieur' (aku pusing) malah jadi 'aingana so lieur'.

di sekolah yang baru, andreas ikutan banyak ekskul dit. ada satu ekskul yang namanya keren banget, basebol. tau basebol dit? itu tuh, baseball, tapi klo andreas yang ngomong jadi basebol. maklum, kebanyakan makan paniki (sate kelelawar khas dari manado) dia, jadi bisanya ngomong bahasa kalong. hahahaha. oh iya, andreas sempat minta alamatmu yang lengkap sama aku, katanya dia mau kirim cakalang fufu spesial buat kamu. nanti klo udah sampai, jangan lupa kasih kabar sama andreas.

hmm...klo aku di sekolah biasa-biasa aja dit. aku baru punya temen akrab satu orang, namanya rino, anak jakarta. dia orang chinese dit, awalnya aku juga dikira chinese sama dia. persis kaya kamu dulu ngira aku chinese waktu baru pertama kali kenalan. hehehe. anak-anak disini ngga jauh beda sama di kuningan, semuanya ngomong pake bahasa sunda dit. tapi agak beda dikit sih sunda nya orang bandung sama orang kuningan. disini lebih kasar. tapi anak-anaknya baik-baik semua koq, ramah semua.

waktu hari pertama sekolah aku langsung stres dit, langsung disuruh maju ke depan sama guru fisika. dan begonya lagi aku ngga bisa ngerjain soal! malu aku dit, udah jauh-jauh sekolah di bandung malah ngga bisa ngerjain soal. disini kebanyakan orang pinternya dan kayanya di kelas ini aku yang paling bego dit. ngga percaya? kemarin ada latihan soal matematika, cuma lima soal sih tapi susahnya setengah mampus! aku cuma bisa ngerjain dua soal dit, sebenernya dua soal lagi bisa aku kerjain tapi waktunya ngga cukup. hebatnya, di kelas aku, cuma aku satu-satunya anak yang dapet nilai 4 dari sepuluh. paling kecil sekelas. aku bisa edhan disini dit. aku mau pulang aja kuningan.

udah dulu ya dit, aku masih stres mikirin nasibku disini. nanti klo ada waktu, aku pasti nulis surat lagi. oh iya, kamu nanti klo mau kirim surat ke alamat aku aja, ngga usah lewat bu'e dulu. tapi klo kamu nulis pake bahasa sunda, jangan lupa tulis artinya ya! hehehe.

wassalamualaikum wrwb.



Salam,


Panji & Andreas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar