Bandung, September 200x
KANTIN SEHAT
Dari Mana Datangnya Lintah
Darilah Sawah Turun ke Kali
Dari Mana Datangnya Cinta
Darilah Mata Turun ke Hati
sebuah lagu yang pertama kali kudengar dinyanyikan oleh seseorang yang saat ini sosoknya sedang menari-nari di alam bawah sadarku. pertama kali melihat dia di angkot, aku sudah menduga ada sesuatu yang spesial dari anak itu.
entah apa yang spesial, sampai saat ini aku belum bisa menemukan jawabannya. ada sedikit perasaan suka sewaktu melihat dia tersenyum, perasaan kagum sewaktu melihat dia menari topeng dan perasaan nyaman sewaktu mengobrol dengannya. sumpah aku bingung mau nulis apa di buku harian ini.
hari ini, setelah selesai kegiatan ekskul aku menyempatkan diri duduk di kantin ini, kantin yang letaknya ada di sekolah sebelah. aku sudah sering pergi ke kantin ini sebelumnya, tapi kali ini ada perasaan lain yang menggerakkan kaki untuk duduk dan mengamati suasana kantin ini.
tidak ada alasan lain lagi! anak itu, yang membuatku kagum, seharusnya juga ada di kantin ini, karena ini kantin sekolahnya. tapi sayang, sedari tadi aku duduk lama disini, tidak ada tanda-tanda kalau dia ada. sebenarnya aku juga bingung, andaikan dia ada, apa yang mesti aku perbuat. mau menegur, takut.
apa aku suka anak itu? tapi bisa jadi hanya sebuah kekaguman sesaat. entahlah yang mana yang benar. aku bingung.
pelan tapi pasti, aku juga mendengar suara supaya aku tidak terlalu terbawa arus ini. mungkin perasaan aneh ini hanya sebuah kesan sesaat yang membahayakan. aku harus berhati-hati bermain arus, bisa-bisa nanti hanyut.
anak itu tidak salah. mungkin dia memang tersenyum kepada semua orang yang dia kenal, tidak hanya kepadaku saja. bukan salahnya kalau aku merasa kagum yang teramat mendalam. terkadang yang namanya perasaan itu sulit dibendung, mudah-mudahan perasaan ini tidak meluap.
aku harus ingat, disisi aku sekarang sudah ada seseorang yang luar biasa baiknya. aku tidak ingin meminta lebih dari apa yang sudah aku terima. mudah-mudahan perasaan aneh terhadap anak itu segera sirna.
13.00 pm
setelah selesai menulis di buku harian, gw memasukkannya kembali ke dalam tas dan melihat keadaan di sekeliling kantin, berharap akan kehadiran seseorang. sudah satu setengah jam lebih gw disini, tapi hasilnya nihil.
ketika gw memutuskan untuk membayar roti bakar yang tadi gw makan, tiba-tiba terdengar teriakan beberapa orang anak yang memanggil-manggil nama seseorang yang terdengar tidak asing di telinga gw. dengan cepat gw mengalihkan pandangan ke arah gerbang, ternyata benar, anak itu ada disitu.
dia baru saja masuk dari jalan kalimantan menuju ke kantin ini, membawa kantong kresek berwarna hitam ukuran sedang. tak beberapa lama kemudian tampak beberapa orang anak mendekati dia dan terjadi sedikit
kehebohan disitu.
panji terlihat sedang membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah boks plastik berukuran sedang berwarna biru gelap. anehnya, sewaktu boks dibuka, ada beberapa anak yang langsung menyerbu isinya. setelah cukup lama melihat kejadian aneh itu, gw memberanikan diri untuk mendekat ke arah panji, yang waktu itu terlihat sedang sibuk menghitung lembaran uang ribuan dan menumpuk beberapa buah koin di atas meja.
"hei nji..." sapa gw sambil mencolek pundaknya.
"sofi?" tanya dia heran ketika membalikkan badannya dan melihat ke arah gw.
"iya nji. lagi sibuk nih kayanya." tanya gw sembari duduk di kursi sebelahnya.
"oh...ngga juga. koq ada disini sof?" tanya dia sambil tetap sibuk menghitung lembaran uang ribuan yang ada ditangannya.
"emang biasanya juga gw makan di kantin sini nji. cie...banyak duit nih kayanya."
"emang di sekolah sebelah ngga ada kantin ya?" tanya dia sambil melipat uang kertas dan memasukkannya ke dalam dompet yang terbuat dari kain yang berwarna hitam.
"hahaha...ada lah, emang gw sering kesini aja kali. tiap istirahat juga seringnya makan disini."
"oh..pantes kantin di sini penuh terus klo istirahat, anak sebelah juga makannya ke sini." jawab dia, kali ini sambil menghitung uang logam yang ditumpuk di atas meja.
"haha...sinis gitu jawabnya nji. sibuk banget daritadi, emang lagi ngapain sih?"
"oh...lagi ngitung duit. hehehe."
"adeuh gaya yang banyak duit. eh, ini dikantong kresek apaan nji? koq banyak komik gini sih?" tanya gw sambil membuka kantong plastik hitam yang ditaruh di atas meja.
"oh...itu mah barang dagangan." jawab dia sambil tersenyum ke arah gw.
"barang dagangan?" tanya gw heran.
"kamu suka baca komik ngga sof?"
"suka dong. emang kenapa nji? ini komik nya mau dikasihin ke gw?"
"hehe...bisa aja kamu sof. ngga,siapa tau ada komik yang kamu baca disitu."
"hmm...ada nih, gw baca harlem beat. yang barunya ada ngga nji? ini mah nomor lama semua."
"aku jualnya komik bekas semua sof, ngga ada yang baru. hehe." jawabnya sembari melebarkan senyumnya yang malas aku lihat itu. bukan apa-apa, tapi takut kesambet.
"oh..ini teh dijual??"
"iyalah...gimana sof? barangkali kamu mau koleksi komik-komik lama."
"harga satu komiknya berapa nji?" tanya gw sambil mengangkat beberapa komik yang sudah gw pilih.
"klo beli satu mah 3000, tapi klo beli lima, aku kasih diskon jadi 10.000 aja sof. hehe."
"wah...mending beli 5 sekalian dong. ntar ya gw pilih-pilih dulu."
"mangga..." jawab panji sambil tetap tersenyum
"eh, klo yang di wadah biru itu apa nji? komik juga?"
"bukan sof, itu mah kueh. kamu mau beli juga?"
"hah? kamu jualan kueh juga??"
"iya sof, ngga kalah enak lho sama kueh yang tadi malem. sok atuh diliat dulu." ucapnya sambil membuka boks berwarna biru tua itu.
"wah, tinggal tiga biji nji. berapaan tuh?"
"hehe...iya, habis kamu telat, tadi mah masih banyak. harga penghabisan deh, 2000 aja."
"wuih...murah amat. mau dong, gw udah makan sih, tapi nanti mau gw kasih sama temen aku aja deh, pasti suka."
"buat pacar ya sof? hehehe. dijamin suka deh pacar kamu." jawab panji sambil membungkus kueh itu dengan tisu dan menyerahkan nya ke gw.
"ada deh. eh, ini sekalian sama komik nya 5, jadi berapa nji?"
"12.000 sof. diskon spesial ini teh."
"gitu atuh dikasih diskon, biar laku dagangannya. nih uang nya nji, 15.000" ucap gw sambil menyerahkan uang kepada panji.
"sip bos, ini kembalian nya 3000. haturnuhun sof. hehe." balas panji sembari merapihkan kembali barang dagangannya yang sudah gw acak-acak.
"lo tiap hari jualan nji?"
"klo komik mah iya sof, tapi klo kueh mah jarang, klo sempet bikinnya aja."
"ari kueh teh bikin sendiri???"
"iya sof. ngga parah-parah amat kan rasanya?"
"ngga tau yang ini mah belum dicoba. tapi yang tadi malem mah enak banget. demi ini mah."
"hehe...nanti deh klo aku bikin kueh, aku bawain lagi, tapi harus beli ya?"
"hahaha...iya-iya. padahal tadinya mah mau minta aja."
"gampang itu mah sof."
"emang kamu teh jualan apa aja nji?"
"ya ngga tentu juga sof, tergantung pesenan."
"maksudnya?"
"misalnya komik, klo udah banyak yang pesen, baru aku beliin. tapi kadang2 ada komik sisa juga sih yang aku jualin."
"oh, berarti gw bisa pesen juga nih?"
"bisa banget. sok kamu mau komik apa sof? nanti aku cariin. tapi ngga semuanya ada lho, soalnya komik bekas jadi agak susah nyarinya."
"wah asik tuh... komik harlem beat dulu aja. aku udah tamat sih, tapi koleksinya belum lengkap. aku pesen nomer 10-20 ya?"
"oke bos. tapi sedapetnya ya sof. ngga janji lengkap dari nomor 10-20."
"iya ngga apa-apa. terus kamu teh jualan apa lagi nji?"
"macem-macem sof."
"macem-macem teh apa aja?"
"hmm...kamu ke sekolah naik motor atau mobil?"
"motor nji. emang kenapa?"
"nah...klo misalnya kamu mau ganti knalpot atau mau beli body kit, atau mau modif, bilang sama aku aja sof."
"lho, emang kamu punya bengkel ya nji?"
"ngga sih, tapi aku kerja di toko spare part gitu sof. klo lewat aku mah, nanti dapet harga khusus." ucap panji dengan nada yang sedikit berbisik.
"seriusan? dimana toko nya nji?"
"itu di banceuy. dijamin cincay deh harganya sof."
"hahaha...udah kaya kokoh-kokoh aja kamu mah nji. emang kamu kerja jadi apanya?"
"aku mah cuma nyari orang yang mau ngemodif aja, nyari pelanggan sof."
"ooh...kirain kamu yang buka toko."
"hehe...ya ngga atuh. nanti klo mau ngemodif, bilang sama aku aja ya sof."
"hahaha...beres nji. trus kamu teh jualan apa lagi? masih ada lagi ya?"
"masih dong. hehe"
"waw, dagang apalagi? narkoba? ato miras?"
"hehehe...parah ah kamu mah. gini sof, klo misalnya kamu mau bikin jaket atau kaos angkatan, bisa pesen sama aku juga."
"wah, yang bener? kamu buka toko apalagi emangnya nji? banyak bener."
"hehehe..ngga atuh. aku punya kenalan aja sama orang yang usaha sablon kaos."
"ohh...nanti desain nya gimana?"
"ya bisa sendiri sof. tapi bisa juga kita yang desain, dijamin bagus hasilnya. aku punya contoh bahan nya, nanti klo kamu mau liat, aku bawain."
"ngga sekarang atuh nji. kan cuma nanya aja ini teh."
"iya sof, siapa tau nanti kamu mau bikin kaos atau jaket kelas atau angkatan. bisa hubungin aku. harga, cincay deh."
*rrrt...rrrt...rrrt...*
hp yang gw simpan di saku celana tiba-tiba bergetar, sewaktu gw cek, sms dari argi yang isinya ajakan untuk segera pulang karena argi sudah menunggu di lapbal."
"nji, gw pulang dulu yah. udah ditungguin soalnya."
"mangga...." jawabnya santai sambil tersenyum manis.
"oh iya, boleh minta no hp kamu ngga? siapa tau mau pesen komik atau pesen knalpot?"
"hahaha...oke bos. nih, aku punya kartu nama, mangga..." ucapnya sembari menyodorkan sebuah kartu nama berwarna biru dongker.
"buset...punya kartu nama segala. udah kaya om2 aja nji."
"hehe...klo orang dagang, harus punya kartu nama sof."
"sip deh. nanti gw sms klo mau pesen komik."
"mangga. makasih banyak ya sof."
"iya nji." jawab gw kemudian berjalan pergi meninggalkan panji sambil membaca kartu namanya dengan perasaan girang. =D
"lama banget ay. habis ngapain gitu?" tanya argi di dalam mobil.
"maaf atuh, tadi habis beli komik."
"hah? beli komik dimana? gramed?"
"bukan, di temen aku. dia kan jualan komik bekas gi. lumayan buat koleksi."
"wah...ada komik apa aja sof? gong ada ngga? di gramed waktu aku cari mah ngga ada yang nomer-nomer awalnya, padahal aku juga mau koleksi."
"tadi mah ngga ada gi, tapi kita bisa pesen lho mau komik apa, nanti dia yang cariin."
"wew, boleh tuh. berapaan harganya? "
"klo satu mah 3000, tapi klo kaya aku langsung beli lima, cuma sepuluh ribu. murah banget kan gi?"
"hah? murah pisan itu mah. aku mau dong ay pesen komik gong. yah yah yah."
"oke deh, ntar aku sms-in. mau nomer berapa aja gi?"
"hmm...dari nomer 1-10 dulu aja deh ay. tolong yah pang-sms-in."
"iya gi. eh, mau langsung pulang ini teh?"
"ke rumah aku dulu yah, mandi. terus aku mau jalan-jalan. malem minggu nih."
"oh iya, ntar malem teh malem minggu. emang kamu mau jalan-jalan kemana gi?"
"ngga tau ay, liat ntar aja deh. eh, kayanya aku nyium bau wangi apa gitu yah..." ucap argi sambil hidung nya mengendus-ngendus sesuatu.
"hahaha...dasar ucing!!! tau aja klo aku bawa kueh. nih, aku beliin kueh buat kamu." ucap gw sambil menyerahkan kueh yang langsung dilahap ucing argimon.
"ngeunah euy. ti kantin sabelah ini teh ay?"
(enak euy. beli dari kantin sebelah ini teh ay?)
"bukan. beli dari temen aku juga yang jualan komik gi. enak kan?"
"ngeunah pisan ay. emang temen kamu buka toko ya disebelah?"
"hahaha...nanti deh aku ceritain di jalan."
"oke." jawab argi sambil menyalakan mesin mobil dan memacu mobil meninggalkan sekolah menuju rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar