tujuan kami adalah sebuah toko kueh bernama 'maison benny' yang sudah ada sejak tahun 1957, letaknya di dekat TIM (Taman Ismail Marzuki). setelah membungkus beberapa buah mocca tart, kami berempat kembali melanjutkan perjalanan, berbalik arah menuju jalan R.P. Soeroso (gondangdia lama) untuk 'makan berat' di sebuah restoran mungil berwarna hijau yang terletak di bawah rel kereta api. namanya restoran 'trio', sebuah rumah makan yang pernah menjadi 'langganan' wajib dari pak ali sadikin untuk memesan lumpia udang dan angsiu jamurnya. sayang seribu sayang, ketika kami sampai disana, restoran itu sudah penuh sesak oleh banyak orang. kami terpaksa hanya bisa gigit jari disini.
setelah berpikir cukup lama, saya akhirnya mengajak argi dan dua orang temannya pergi menuju lokasi lain. daripada menunggu lama dalam keadaan lapar, lebih baik kami mencari tempat lain. pilihan saya jatuh pada sebuah restoran 'kuno' bernama 'cahaya kota' yang ada di tamarindelaan (jalan wahid hasyim), berjarak sekitar beberapa ratus meter dari tugu tani. untungnya, di restoran ini, masih tersedia beberapa bangku kosong sehingga kami tidak perlu mengantri lagi. dulu, restoran ini sangat super terkenal di jakarta terutama di kalangan pejabat dalam dan luar negeri.
presiden soekarno mempunyai menu favorit di sini, yaitu nasi goreng, mi goreng dan sate. presiden berikutnya, yakni pak harto, sering mengajak anak-anaknya untuk mencicipi menu 'kuluyuk' dan gurame asam manis. kalau pak habibie mempunyai menu favorit pangsit bulan sabit, sedangkan Gus Dur menyukai Sup Hisit. Presiden Selanjutnya, yaitu ibu mega, menyukai sup kepiting dan yang terakhir, pak SBY memilih i fu mi sebagai menu favoritnya disini. benar-benar rumah makan yang luar biasa karena disukai semua presiden dari generasi ke generasi.
17.30 pm
*rrrt...rrrt...rrrt...rrrt...rrrt...rrrt*
tiba-tiba hp saya bergetar berkali-kali sewaktu saya sedang asik bekerja. sewaktu saya lihat ternyata ada beberapa pesan dari messenger hp dan ada juga beberapa buah email yang berasal dari notifikasi balasan boyzforum. pertama saya membuka bebebrapa buah email tersebut kemudian baru membuka pesan messenger. ternyata ada sebuah pesan dari nanda yang dikirim melalui groups di messenger tersebut, pesan awal darinya adalah sebuah gambar cincin yang menghiasi jari manisnya dengan sebuah keterangan dibawahnya ;
"guys! have you seen my pic? is it gorgeus isn't it? need ur comment! PENTING!
saya sempat tersenyum sebentar ketika melihat foto itu, kayanya nanda punya cincin baru nih. kemudian sewaktu saya menggeser layarnya ke bawah, ternyata sudah banyak comment dari ivy dan argi. kebetulan groups ini hanya beranggotakan empat orang ; saya, argi, nanda dan
ivy.
"cintaaaa...it looks gorgeus! envy deh sama kamu...." komentar pertama dari ivy.
"nand, itu jari tangan lo? gede amat!
"@ marvel : TOLONG komentarin CINCINNYA bukan JARINYA!!!
@ ivy : iyah cintaaa...a little surprise from my beloved one. i really loves it." balas nanda.
"komentar tentang cincinya : cincin lo buleud yah bentuknya?
(buleud - bulet)
"LOL. Marvel!! as stupid as always! waw cintaaa...lo dilamar??" komentar dari ivy.
"ya ampun marvel! NYESEL deh gue kasih tau lo! pergi sana! syuh syuh.... @ ivy : mau tau berita selengkapnya cin?? kita kumpul aja deh guys. mau?" balas nanda
"i loves it! kumpul dimana? jam berapa? can't wait any longer nih gue." balas ivy dengan cepat.
"bilang aja lo kangen ma gue vy. ayo ayo ayo. *eh denger-denger ada yg ngajakin kumpul ya? siapa?" balas argi.
"marvel! udh tau gue lg pms malah ngajakin ribut! terserah kalian aja guys." balas nanda.
"iya vel, gue kangen sm lo. kangen pengen NAMPAR lo! posisi kamu skrg dmn cin?" balas ivy.
"vy,gue titip satu tamparan buat marvel! gue lg di loewy cin. cepetan ke sini."
"gile benerrr ibu pns kita yang satu ini. gahul abis cing! baru dapet tpp lo?" balas argi.
(tpp = tambahan penghasilan pns)
"ngga. gue bareng laki gue. heh marvel, pns juga harus gahul dong ah. c'mon guys, i'm still waiting 4 u guys." balas nanda.
"oke, gue ke sana sekarang cin. bilang sama laki lo ; lain kali beli cincin nya dua. satunya kasihin ke gue. hehe." balas ivy.
"berbagi suami dong kalian ntar? okay nand nanti gue ke sana. gue lg nunggu bang toyib nih, belum jemput-jemput gue.
"bagus dong vel, nanti gue sama ivy mewakili 'berbagi suami',klo lo sama bang toyib kan mewakili 'ARISAN'.
@ ivy : ayo cin cepetan dateng. kata laki gue : lo mau dipoligami?" balas nanda.
"@ marvel :HAHAHA. BANG TOYIB NGGA PULANG-PULANG. kasian deh lo. @ nanda : gpp deh gue dipoligami, daripada gue naksir cowo homo ngga jelas kaya marvel.
"HEY KALIAN ; GUE HOMO dan GUE GANTENG. Lo naksir gue ya vy? kasian deh lo.
"gobs...marvel!! gue ketawa kenceng banget sampe diliatin orang2 gara2 lo. hehe. eh,bang toyib masih suka pere juga ya vel? LOL " balas nanda.
"@ nanda : confirm. tunggu gue di loewy nand. btw, what a nice ring. loves it too." akhirnya saya membalas pesan nanda.
"EH, AA nongol juga! mau jemput jam berapa ini teh?" balas argi.
"panjiii...kemana aja kamu sayang? oke, aku tunggu kamu disini. trims banget yah nji, ada salam dari laki gue buat lo."
"WAIT!! laki lo belok juga nand?" balas argi.
"salam balik yah nand. beib, aa jemput kamu satu jam lagi." balas saya.
"enak aja lo vel. alhamdulillah laki gue baik2 aja." balas nanda.
"cepetan yah a. udah sepi nih di kantor.
@nanda : habis laki lo nitip salam sama laki gue. genit deh." balas argi.
pesan dari argi adalah pesan terakhir yang saya baca. setelah itu, saya meletakkan hp di dalam laci meja kemudian kembali fokus mengerjakan pekerjaan kantor. sesekali saya mendengar bunyi getar dari dalam laci, tapi tidak saya perdulikan karena masih ada beberapa buah pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga.
19.00 pm
senja sudah mulai tenggelam di jakarta dan seketika terbukalah sebuah tirai baru bernama malam. sinar sang surya saat ini telah tergantikan oleh cahaya remang-remang dari lampu penerangan jalan raya. kerlap-kerlip lampu beraneka warna dari puluhan gedung pencakar langit sudah menjadi pemandangan yang umum disini,di ibukota jakarta. layaknya kota-kota besar di negara lain, suasana jakarta menjadi lebih hidup ketika malam telah datang. jalan raya dipenuhi oleh berbagai macam kendaraan yang berlalu-lalang kesana kemari seakan tak ada habisnya. lampu sen yang berkedip layaknya cahaya kunang-kunang yang berpendar ketika malam telah datang, sementara suara klakson yang saling bersahutan menggantikan tugas jangkrik yang dulu pernah ada di sini.
inilah suasana yang ada di kota bernama jakarta, pada saat jam sibuk seperti sekarang hampir semua orang tenggelam dalam euphoria kebisingan, kesemrawutan dan ketidaksabaran para pengguna jalan raya. terjebak macet adalah rutinitas yang biasa terjadi bahkan frekuensi saya mengalami kemacetan jauh lebih banyak dibanding dengan frekuensi makan saya selama satu hari. untuk orang yang baru saja pulang dari kantor seperti saya, suasana seperti ini bukanlah suasana yang saya butuhkan. tumpukan pekerjaan, gosip dan politik orang-orang kantor, dan tekanan dari atasan. kesemuanya adalah merupakan oleh-oleh yang saya bawa setiap hari dari kantor dan ternyata masih harus ditambah lagi dengan menghadapi perilaku orang-orang barbar yang menyetir seenaknya, membunyikan klakson sekencang-kencangnya,serta mengeluarkan sumpah-serapah kepada kendaraan yang akan mendahuluinya.
pusing rasanya kepala saya hari ini. padahal harusnya malam ini saya bergembira karena besok sudah weekend, satu-satunya alasan orang kantor bekerja keras selama 5 hari hanya untuk sebuah kata itu. weekend. saya membayangkan beberapa rekan kerja saya yang memilih untuk 'lembur' di hari weekend nanti. pastinya akan terasa menyebalkan dan menjemukan. walaupun saya pribadi termasuk ke dalam golongan workaholic yang senang bekerja sampai larut malam, tapi saya selalu mempunyai pantangan untuk bekerja di waktu weekend kecuali pekerjaan sampingan lain yang saya punya yaitu memasak.
apa bedanya? padahal sama-sama pekerjaan kan? entahlah, walaupun pada kenyataanya memasak juga melelahkan tetapi ada sebuah perasaan senang ketika melakukannya, berbeda dengan rutinitas orang kantoran yang lebih terasa sebagai beban. dulu saya pernah ditegur oleh atasan karena hanya mau lembur di waktu weekend ketika akhir tahun saja. tapi saya sih santai-santai saja karena memang prinsip saya yaitu bersenang-senang di waktu weekend tanpa mau diganggu oleh ratapan file-file kantor yang berisi penuh angka-angka yang memusingkan.
karena jalan yang saya ambil sekarang ternyata macet akhirnya saya kembali memutar arah menuju kantor saya kemudian berbelok menuju jalur alternatif yang melewati stie perbanas. untung jalan disini sedikit lebih lengang sehingga kendaraan bisa saya pacu jauh lebih kencang menuju ke arah sebuah kantor duta besar yang terletak tidak jauh dari kantor argi berada. setelah argi datang, saya bertukar posisi di bangku penumpang sementara argi menjadi supirnya.
kendaraan kami mulai bergerak perlahan menuju jalan sudirman lalu berbelok ke kiri, masuk di jalan dr. satrio kemudian berbelok lagi menuju arah mega kuningan, tempat dimana nanda dan ivy sedang menunggu kami berdua. untungnya, ivy dan nanda sudah datang terlebih dahulu, soalnya sewaktu kami datang tempat ini sudah ramai sekali dan terlihat beberapa orang sedang menunggu wl (waiting list). salah satu kegiatan rutin orang kantoran yang ada di jakarta adalah berkumpul di suatu tempat, entah itu tempat makan, club, dan yang lainnya untul melepas penat sambil menunggu jalanan kembali lengang sehingga tidak terjebak kemacetan.
"hai guys...lama banget sih kalian?" tanya nanda sewaktu kami berdua datang menghampirinya.
"sory nand, tadi macet banget. stress gue." jawab saya lalu menghempaskan tubuh ke sebuah sofa.
"laki lo udah pulang nand?" tanya argi.
"udah vel, tadi dia ada perlu jadi pamit duluan. nitip salam buat kalian berdua." jawab nanda.
"makasih ya nand. o iya, gue mau liat dong cincin yang jadi topik kita malem ini. hehe." tanya saya sembari merapat ke arah nanda.
"hehe..nih nji...gimana?" ucap nanda lalu menyodorkan tangan kirinya yang kini dihiasi oleh sebuah cincin white gold yang sangat cantik.
"wah...cantik banget cincin nya. pas banget sama orangnya." puji saya kepada nanda.
"kamu emang paling bisa yah say. gue juga suka banget nji, daritadi ngga bosen-bosen gue liatin." jawab nanda sambil memegang pipi saya.
"mana cincinnya nand? sini gue pengen liat" pinta argi.
"klo lo liatnya dari jauh aja, jangan pegang tangan gue. bukan muhrim." ucap nanda yang dibarengi oleh suara tawa dari ivy.
"ah bilang aja lo takut ntar horny klo tanggan lo gue pegang." balas argi asal.
"wah...lo hebat banget yah vel. baru dipegang tangannya sama lo aja udah bisa multiorgasm. kalah dong mak erot sama lo." jawab nanda dengan nada sinis sambil memperlihatkan tangannya ke arah argi.
"hehe. hmm...bagus lho nand cincinnya. pacar lo jago deh milih modelnya. cocok banget. lo jadi mirp artis deh nand." ucap argi dengan kalem.
"gobs...marvel,manis bangetttt. hehehe. udah ah, jadi malu gue." ucap nanda sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"emang nanda mirip artis siapa vel?" tanya ivy penasaran.
"iya nih, masa sih gue mirip artis? siapa vel??" tanya nanda sambil menatap argi dengan wajah antusias.
"itu lho nand, di film kesukaan gue."
"siapa sih vel?" tanya nanda semakin penasaran.
"frodo. sumpah nand, gue jadi inget sama frodo waktu liat cincin lo."
(frodo yg ada di Lord Of The Rings)
"HAHAHAHAHAHAHAHA..........." saya dan ivy langsung tertawa terbahak-bahak.
"SIALAN LO VEL!!! gue sempet kaget waktu mulut lo muji gw, ternyata ujung-ujungnya ngatain gue juga. ihhhhhhhhhhh." ucap nanda geram sambil melempar tisu ke arah argi.
"hai frodo, may i look your ring again?" goda argi kepada nanda.
"Shut up your f*ckin' mouth SMEAGOL!!!" balas nanda dengan geram.
"hahaha...aduh aduh..udah ah jangan berantem. hihihi." ucap saya sambil menahan tawa.
"ihhh...si panji ikut-ikutan ketawa lagi. nyebelin ih." ucap nanda sambil mencubit lengan saya.
"aw! sakit banget nand. ampun atuh ampun...." teriak saya sambil menggeser tempat duduk.
"hahaha...jangan ngamuk atuh. eh iya nand, gue nanya serius nih sekarang. lo beneran dilamar?" tanya argi.
"awas lo klo ngatain gue lagi. ngga vel gue ngga di lamar."
"just a gift?" tanya saya.
"mungkin nji. tapi klo dia pengen hubungan yang lebih serius dari ini, gue sih sia-siap aja. hehe"
"emangnya hubungan lo yang sekarang sama dia teh becanda ya?" goda argi.
"ih apaan sih vel, ikut nimbrung omongan orang aja deh." balas nanda dengan kesal.
"eh iya nji, weekend besok lo ada rencana mau kemana?" tiba-tiba ivy bertanya kepada say, memecah pertengkaran yang terjadi antara nanda dan argi.
"mmm...belum jelas juga vy. tergantung argi gue mah." ucap saya sambil melihat ke arah argi.
"gi?" tanya ivy sambil melihat ke arah argi.
"hmmm...gue sih cuma pengen santai aja. mungkin tetep di jakarta. tapi ngga tau juga vy, masih belum ada rencana mau ngapain." jawab argi sambil meminum segelas air.
"gimana klo weekend besok kita pergi ke bandung?" tanya ivy yang langsung membuat mata kami semua memandang ke arahnya.
"kita?" tanya nanda.
"iya kita berempat cin. udah lama kan kita ngga liburan berempat? sekalian refreshing. sumpek gue di jakarta terus." jawab ivy.
"oke. gue setuju." jawab nanda dengan cepat.
"panji? marvel? what about you guys?" tanya ivy sambil memandang ke arah saya dan argi.
"minggu kemarin kan kita liburan berempat juga vy." jawab argi.
"minggu kemarin kan kita ada job gi, dan itu bukan liburan. ya gue ngerti sih klo misalnya kalian pengen berduaan aja. ini cuma usul ajah." balas ivy yang diamini oleh nanda dengan sebuah senyuman.
"ngga gitu juga vy...bener juga sih. kita udah lama ngga jalan berempat." ucap saya.
"bener kalian ngga merasa terganggu klo liburan bareng gue n nanda?" tanya ivy.
"sama sekali ngga vy. kebetulan juga gue udah kangen sama bandung. kangen banget." jawab saya.
"klo lo gimana vel?" tanya nanda kepada argi.
"gue sih yang penting ada aa. mau berempat kek, berdelapan kek, ato seratus orang juga gue jabanin deh."
"seratus orang?? hello?? marvel, kita mau liburan, bukan mau umroh." ucap ivy.
"hahaha...oke gue setuju. nanti kalian berdua stay di rumah gue juga yah." jawab marvel.
"oh pastinya. sekalian gue pedekate sama calon mertua." jawab ivy.
"ciee...masih setia sama marvel nih ceritanya?" goda nanda.
"selama bendera kuning belum berkibar, gue harus tetep semangat!" ucap ivy dengan berapi-api.
"bendera kuning?? sialan lo vy. lo doain gue mampus itu mah."
"bekas gue tuh vy. hehehe." ucap saya.
"ah bekas juga gpp, selama masih bisa dipake. kebetulan gue juga emang suka barang antik." jawab ivy sambil mengerlingkan mata ke arah argi.
"sialan lo vy emangnya gue barang." balas argi.
"eh iya vy, tadi kebetulan di kantor gue ada anak internship baru. terus waktu gue tanya-tanya ternyata dia anak 70 juga."
"oh ya? angkatan berapa nji?"
"satu tahun dibawah lo vy. dia kenal koq sama lo. katanya pernah bareng juga waktu di BTA."
(BTA = Bimbingan Tes Alumni, sebuah bimbel yg banyak dikenal oleh anak-anak sma di jakarta.)
"cowok apa cewek nji?"
"cowok vy. sama erornya kaya lo. mana dia kebagian internship di bagian gue lagi. parah deh."
"ehem...mentang-mentang cowo, sampe ditanyain sma nya segala." sergah argi.
"cie...ada yang jealous nih. lanjutin nji." goda nanda.
"hahaha. sma gue gituh. GANTENG ngga orangnya nji?" tanya ivy sambil menekankan intonasi suaranya.
"oke lah vy orangnya. baik, lucu, smart lagi." jawab saya sambil memakan makanan yang sudah saya pesan sebelumnya.
"oh gitu...." ucap argi dengan nada sinis.
"terus nji, dia 'gitu' juga ngga?" tanya nanda sambil mencolek lengan saya.
"ngga tau juga sih nand. tapi dari tatapan matanya sih dia keliatan agak beda. hehehe."
"ih bagus dong...godain aja nji. lumayan kan..." ucap ivy.
"lo jangan ikut-ikutan deh vy." balas argi.
"udah deh lo diem aja. biasanya juga klo lagi makan lo diem. gue lagi ngobrol sama panji nih."
"oh iya vy, nih nomor hp nya, coba deh lo cek. siapa tau ada di ponbuk." jawab saya sambil menyodorkan hp kepada ivy.
"A...ngapain sih minta nomer hp nya segala??" tanya argi.
"namanya juga lagi internship vel, sebagai senior kita harus ramah dong. mana sini gue liat nji?" ucap ivy lalu mengambil hp saya.
"bukan aa yang minta beib. dia sendiri yang ngasih. jadi harus dicatet kan?"
"ah itu mah alesan aa aja."
"ngga ada nji. berarti gue emang ngga kenal. maklum klo artis mah dikenal banyak orang." ucap ivy sembari menyerahkan hp saya.
"hahaha. dasar lo vy. eh iya vy, besok mau berangkat jam berapa ke bandung?"
"pagi aja nji. jam 8. gimana, mau ngga?"
"gue setuju." jawab nanda.
"oke. kumpul di rumah gue dulu yah."
"sip." ucap ivy dan nanda bersamaan.
"A...koq aku dicuekin sih??"
"dicuekin kenapa beib?"
"ya itu, aku ngomong ngga ditanggepin."
"lho, tadi kan aa udah bilang, bukan aa yang minta nomernya."
"bukan itu."
"terus apa dong?"
"teung ah poek."
(tau ah gelap)
"ehem...ada yang ngambek nih ceritanya. hahahaha. i love it." ucap nanda dengan puas.
"ya udah, sok atuh kamu hapus nomernya. nih hp aa." ucap saya sambil menyerahkan hp.
"ngga usah a."
"bener?"
"iya."
"ya udah, kamu jangan jutek lagi atuh yah. da kasep da bageur."
(bageur = baik)
"emang..."
"ih dasar nih si marvel. baru segitu doang udah jealous. jangan galak-galak loh jadi pacar, nanti pacarnya bisa-bisa pindah ke lain hati." ucap nanda sambil berbisik.
"apaan sih lo? nyambung aja."
"hahahaha...kucing nya ngamuk njiiiii. cepet masukin kandang, nanti gigit lho. hahaha."
"Graoooooowww..."
"nah lho, bener kan gue bilang. kucingnya ngamuk! cepet siram pake air nji, pake ember klo perlu!"
"hehehe...klo kucing yang ini mah ngga mempan disiram vy."
"terus diapain dong nji?"
"gini nih caranya vy. ehem, beib?"
"Graoooooowwww..."
"beib, nanti malem aa bikinin schotel mau ngga?"
"meooooonggg...." argi mengeong dengan lucunya.
"najis lo vel! sok imut banget sih lo! " cerca ivy sambil melempar tisu ke arah argi.
"hahahaha...sirik aja lo vy." balas argi.
Sabtu, 7 November 2009
09.00 am
kita berempat berangkat menuju bandung melewati tol cipularang yang waktu itu arus kendaraan nya cukup padat. setiap weekend, kota bandung pasti selalu dipenuhi oleh kendaraan dengan nomor plat B. udah berasa kaya di jakarta aja deh. hehehe.
13. 00 pm
nyampe di bandung, kemudian beristirahat di rumah argi.
19.00 pm - 01. 00 am
berjalan-jalan mengelilingi kota bandung, kemudian berhenti di daerah dago pakar. sekedar melepas lelah untuk menghilangkan stres selama berada di jakarta dan melihat pemandangan malam kota bandung yang terlihat sangat indah dari wilayah atas. disini, saya juga sekaligus melakukan hal yang tidak pernah bisa saya lakukan di jakarta : MENGHIRUP UDARA SEGAR.
Minggu, 8 November 2009
08.00 am - 14.00 pm
jalan-jalan ke daerah lembang, tepatnya jalan kolonel masturi lembang untuk menikmati wisata ala 'thailand' di bandung. kemudian setelah itu berburu kuliner yang ada di bandung. =)
16.30 pm
surya tenggelam ditelan kabut kelam
senja nan muram di hati remuk redam.....
panas matahari saat ini terasa tak begitu terik di kota bandung. deretan awan yang berbaris rapih membuat matahari enggan untuk membagi sinarnya, atau jangan-jangan sang surya mengetahui suatu rahasia yang tersimpan jauh di lubuk hati seorang yudha argian sastranegara?
bingung. sedih. haru. sekarang semua perasaan itu mungkin sedang hinggap di hatinya ketika kami berdua berjalan menapaki jalan kecil yang beralaskan tanah berwarna merah. saya menuntunnya dengan pelan dari belakang, berjalan melewati hamparan bangunan yang tak seberapa tinggi dan sempit. tapi di dalam bangunan itu bersemayam jiwa-jiwa yang merindukan tuhannya. jiwa-jiwa yang terbebas dari ikatan dunia yang fana ini.
sesekali saya melihat ke bawah, menghindari tanah yang terlihat amblas karena curahan air hujan tadi malam. tanah yang merah dan basah itu menebarkan aroma yang mampu membuat hati seseorang menjadi sangat gelisah. harum wangi bunga kamboja menyambut kedatangan kami berdua. dahannya yang bergoyang-goyang karena tergerak oleh angin terlihat seperti lambaian tangan seseorang. seseorang yang sudah lama tidak saling bertemu satu sama lain lalu saling melepas rindu.
saya memegang bahu argi yang dibalasnya dengan sebuah usapan hangat seorang kekasih. walau saya hanya melihatnya dari belakang, tetapi saya tahu persis bagaimana perasaan nya saat ini. saat mendatangi sebuah tempat yang sudah jarang ia kunjungi. bukan karena sombong atau tidak punya waktu tetapi lebih karena sebuah perasaan bersalah yang pernah dirasakannya dulu. kami berdua berjalan perlahan ke arah sebuah pohon yang cukup besar dan rimbun menuju sebuah sudut kecil yang sempat terabaikan.
argi berhenti berjalan. kepalanya tampak tertunduk ke arah sebuah pusara yang ada di dekatnya. pusara kecil berwarna hijau cerah berhiaskan tulisan kaligrafi berwarna emas yang sangat indah. saya bergeser mendekat di samping argi, merangkul bahunya yang terasa ringkih. dengan lembut dan penuh kasih sayang, saya membimbingnya untuk duduk di sebuah sisi yang sudah saya bersihkan untuknya.
tangannya terlihat gemetar sewaktu ingin menyentuh pusara itu, pusara milik seseorang yang pernah ia kenal sebelumnya. dia mengurungkan niatnya ketika ujung jarinya hampir saja menyentuh pusara itu. hembusan angin dingin menerpa wajahnya, memperlihatkan wajah yang sendu nan kelu. saya mengusap-ngusap rambutnya, berusaha untuk memberikan kesejukan di tengah suasana hatinya yang bimbang.
saya membuka sebuah kantong plastik berisi bunga beraneka warna bersama dengan sebuah botol air mineral lalu meletakkannya disamping dinding pusara yang tebuat dari keramik berwarna abu-abu pucat itu. kemudian tangan kanan saya mengeluarkan sebuah buku kecil dengan foto seseorang yang saya kenal tercetak di depannya.
lembar-demi lembar saya buka buku itu, membacakan sebuah salam untuk sang empunya pusara. berkali kali untaian shalawat mengalir dari bibir ini, memberikan bacaan terbaik yang saya bisa. tak lupa surat-surat pendek yang ada dalam Al-Qur'an terucap dari mulut hamba yang penuh dengan dosa. sesekali bacaan itu terputus karena saya harus menenangkan hati seseorang yang sedang bersandar di bahu saya. doa-doa pun menjadi jembatan penghubung antara perasaan argi dengan perasaan seseorang yang sedang argi rindukan kehadirannya. mungkin saat ini orang itu sedang melihat kami kemudian tersenyum ke arah kami. mungkin.
dengan terbata-bata argi membacakan surat yasin untuk seseorang yang pernah sangat ia hormati dan ia kagumi. ada permintaan maaf yang terselip diantara lantunan ayat yang sedang dibacannya. sebuah permintaan maaf yang belum sempat terucap dan hanya mampu tergantung di bibirnya. malu. takut. dan perasaan bersalah yang teramat sangat menyesakkan hatinya kala itu, di waktu ajal datang menjemputnya.
dengan perlahan, argi menutup buku kecil itu kemudian mencium nya dengan penuh perasaan rindu dan haru. tangan saya lalu menengadah ke atas dan mulai melafdzkan doa-doa tahlil yang penuh makna. setelah itu kami berdua membasuh wajah dengan kedua tangan kami, memohon agar doa-doa yang kami panjat dikabulkan oleh-Nya.
argi mengambil segenggam bunga dengan tangannya kemudian menaburkannya di atas tanah berwarna merah kehitam-hitaman itu. sekarang bunga-bunga segar dan cerah terlihat indah menutupi sebagian pusaranya. tidak lupa saya menyiramkan air yang sudah dipersiapkan sebelumnya, berharap agar doa kami meresap dengan cepat ke dalam kalbunya, layaknya air yang meresap dengan cepat ke dalam tanah.
sekali lagi argi menatap pusara itu dengan mata yang berkaca-kaca. namun kali ini tangannya sudah tidak gemetar lagi sewaktu menyentuh pusara itu, bahkan sebuah senyuman terukir manis diwajahnya, menyiratkan sebuah keikhlasan dan keridhoan untuk melepas kepedihan yang selama ini hinggap di hatinya. Ya Rabb...semoga Engkau lapangkan kubur ini untuknya. amin.
17.45 pm
"A...." ucap argi memecah keheningan yang terjadi selama kami berada dalam perjalanan pulang dari tempat pemakaman umum.
"apa beib?"" tanya saya sambil tangan kiri saya membelai punggung tangan argi sementara tangan kanan sibuk memegang setir.
"aku mau solat maghrib di kodiklat ya a. ngga mau dirumah."
"lho kenapa beib?"
"gpp, pengen aja."
"ok. anything else?"
"habis solat aku mau main dulu ke sekolah a. sebentar aja."
"udah gelap gini mau ke sekolah? ngga takut?"
"ngga. kan ada aa yang nemenin."
"klo aa nya yang takut gimana?"
"ya udah aku sendirian aja."
"hehe...becanda atuh beib. kamu mau ngapain ke sekolah?"
"pengen aja."
"sip. sekarang kita sholat di kodiklat dulu yah. habis itu baru ke sekolah."
"iyah a."
kemudian saya dan argi beristirahat dulu di masjid kodiklat untuk menunaikan shalat maghrib. selesai shalat, saya masih harus menunggui argi yang sedang merenung di teras luar masjid. pandangan matanya menyapu ke seluruh penjuru masjid, seperti sedang mengingat-ngingat suatu kenangan yang dulu pernah terjadi disini. sesekali saya melihat argi tersenyum sendiri ketika melihat ke arah sudut masjid dekat tempat wudhlu. tetapi tiba-tiba raut mukanya mendadak berubah menjadi sendu ketika melihat ke arah tempat parkiran motor.
"A...waktu sma, aa sering ke sini kan?"
"lumayan sering beib. solat jumat lebih sering disini da daripada mesjid sekolah. klo kamu?"
"iya sama a, dulu waktu pls (mos) sering ke sini. waktu belajar kelompok juga seringnya di sini. habis main futsal juga cuci kaki nya disini. mabal juga pernah ke sini. hehehe."
"aa ngga nyangka dulu kamu sering main ke mesjid."
"kelakuan boleh brutal a, tapi hobinya murotal."
(murotal = mengaji)
"buahahaha...tampang boleh meggy z, tapi hati mah zainuddin mz."
"lebih baik sakit gigi...daripada beri-beri...." argi bernyanyi menirukan lagunya megy z.
"hahahaha. daripada sakit hati kaleeee..."
"biarin atuh a, kan ini versi remix. meggy z featuring jay-z."
"emang ada gitu?"
"ada a. lagu dangdut versi nge-rap."
"masa sih? yang mana lagunya beib?"
"a-a-a-a-a-a-a-a-a-anggur merah...."
"T.E.R.L.A.L.U." ucap saya menirukan gaya bicaranya bang haji oma irama.
"hahaha. hayu atuh a kita kemon." ajak argi sambil berdiri dari posisinya semula.
"kemana kita sekarang?"
"mau ikut abang dangdutan neng?"
"hahahaha...dasar playboy cap tegalega!"
"enak aja. hehehe. kan tadi aku udah bilang mau ke sekolah."
"oh iya aa lupa. siap bos."
18.30 pm
tujuan argi selanjutnya yaitu sekolahnya tercinta yang jaraknya tak seberapa jauh dari masjid kodiklat. ketika memasuki gerbang sekolah, saya dan argi sempat merasa ragu untuk masuk ke dalam karena selain suasana nya yang sudah sepi, gelap ditambah sang penjaga sekolah yang biasanya berjaga di dekat gerbang pun tidak ada.
argi kemudian berlari ke sebuah warung kopi di depan centrum, ternyata sang penjaga sedang asyik nongkrong disana. setelah memberi uang rokok, argi meminta penjaga tersebut untuk menyalakan beberapa buah lampu kelas dan lampu lorong yang biasanya dimatikan. selama berjalan menyusuri lorong kelas, argi bercerita banyak dengan penjaga sekolah yang memang sudah sangat dikenalnya. wajarlah, buat anak yang dulu hobi mabal (bolos) seperti argi, kenalannya klo ngga penjaga sekolah, bibi kantin, tukang bubur, ya pasti mamang warung.
sebenernya bulu kuduk saya udah merinding daritadi sewaktu memasuki gerbang depan soalnya suasana waktu itu sangat super mendukung. bangunan sekolah nya tua, ngga ada satu orang murid pun yang terlihat, udah mah maghrib, gelap pula, mantep deh tempatnya. setelah berjalan cukup lama, kami tiba di depan sebuah kelas dengan jendela besar yang sedikit terbuka. suasana di dalam kelas sudah pasti gelap karena lampunya dimatikan. penjaga sekolah itu kemudian membuka pintu kelas, menyalakan lampunya dan mempersilahkan argi untuk melihat ke dalam kelas.
ternyata ini kelas argi sewaktu menginjak tahun kedua dia bersekolah di sini. saya hanya bisa memegangi kedua lengan saya sendiri karena sudah merasa ketakutan daritadi sementara argi dengan santainya berkeliling di dalam kelas, mengamati sekeliling kelas kemudian duduk di sebuah bangku yang katanya pernah menjadi bangku kekuasaannya dia dulu. tiba-tiba, penjaga sekolah itu pamit sebentar untuk pergi ke wc. sementara saya dan argi disuruh untuk menunggu di dalam kelas
"kamu lagi ngapain beib?" tanya saya sambil berjalan mendekat ke arah argi yang sedang sibuk melihat sesuatu dibawah meja guru.
"mau ngecek aja a, mejanya masih sama kaya yang dulu ngga." jawab argi sambil terus berjongkok di bawah meja guru kemudian menyalakan hp untuk dijadikan senter.
"emang ngecek apaan beib?"
"hahaha...ternyata meja nya masih sama." jawab argi sambil tertawa puas.
"emang mejanya kenapa beib? apaan sih? aa ngga ngerti." tanya saya sembari ikut-ikutan jongkok dan melihat kolong meja guru.
"baca deh a di pojok atas, dulu aku pernah nulis pake tipe-x disini. dan ternyata masih ada. hahahaha." jawab argi sambil menunjukkan tulisan itu kepada saya menggunakan cahaya dari layar hp.
"si kaseph maut was here." ucap saya dengan lantang ketika membaca sebuah tulisan kecil dari tipe-x yang berwarna putih kekuning-kuningan.
"hahaha. masih ada aja euy. coba liat deh tulisan yang ada di ujung satunya lagi." ucap argi sambil menunjukkan ujung satunya kepada saya.
"reverofdneirftsebifosigra" ucap saya dengan raut muka yang nampak bingung.
"yap, bener banget a. awet yah ternyata."
"klo tulisan yang ini maksudnya apa beib?" tanya saya penasaran.
"coba deh dibaca dari belakang." jawab argi.
"oh.....iya-iya, aa ngerti. hehehe. i loves it." ucap saya sambil mengusap-ngusap rambut argi.
I will keep you in my memories
"aku jadi kangen a. kangen sama masa-masa waktu aku masih sekolah dulu. kayanya tiap hari teh asa bahagiaaaa terus. ketemu temen, ngobrol, main kartu di kelas, gigitaran di kelas, nyanyi lagu es lilin sambil nge-rap, ketauan guru waktu nyontek, main kapal-kapalan terbang pake kertas, main do-mi-ka-do-mi-ka-do-es-ka-es-ka-do-es-ka-do-be-a-be-o sakelaseun. rame pisan itu mah a. terus pernah ada temen cewe yang nangis di kelas gara-gara diputusin pacarnya, ada yang marahan sama temen sekelas. terus klo pagi-pagiaku dateng teh anak-anak pasti lagi pada sibuk nyontek pr lah, ngerjain lks lah. dulu juga sampe pernah ada acara nimpukin temen pake telor sama tepung di kelas dia ulang tahun. ah gila deh pokoqnya. banyak banget kenangan yang ada disini. waktu sma, hidup teh kaya ngga punya beban apa-apa. makanya aku kangen sama masa-masa itu a." ucap argi sambil menatap saya dengan tatapan yang berkaca-kaca.
"iyah beib....masa sma teh emang masa yang paling seru. the best moment in our lives." ucap saya sambil mengusap-ngusap pungung argi.
"okeh a, sekarang kita cabs lageeee." teriak argi bersemangat sehingga suaranya bergema di keseluruh penjuru kelas.
"if you say so. mau kemana lagi kita?" tanya saya sambil menarik tangan argi untuk membantunya berdiri.
"Grote postweg!!!" teriak argi dengan lantang.
(grote postweg = jalan asia afrika)
kemudian setelah penjaga sekolah datang, saya dan argi meminta izin untuk pulang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih plus uang rokok tambahan. hehehe. tujuan argi selanjutnya yaitu grote postweg atau yang lebih dikenal dengan jalan asia afrika, sebuah saksi bisu dari perjalan KAA yang pernah diselenggarakan disini. dari sekolahan argi, saya lalu membawa kendaran menuju jalan jawa kemudian berbelok di sebelah kiri menuju jalan sumatra, melewati tamblong kami berbelok di sebelah kanan, di sebuah perempatan yang ke dua. memasuki jalan asia afrika, saya mengemudikan kendaraan secara perlahan, berusaha untuk menikmati suasana nostalgila jaman baheula (dulu).
tepat di depan kantor harian umum pikiran rakyat, argi menyuruh saya untuk berhenti dan memarkir kendaraan di depannya. kebetulan diwaktu malam hari, di depan kantor pikiran rakyat suka dijadikan tempat berjualan nasi goreng. dari situ, argi mengajak saya untuk berjalan menuju arah hotel savoy homann. kirain teh si argi mau ngajak saya check-in di hotel, tapi ternyata bukan. hehehe.
argi lalu mengajak saya berhenti di depan sebuah lokomotif tua yang di bawahnya terdapat sebuah tugu mungil bertuliskan BDG 0. yap, itu adalah 'tugu' kilometer nol. konon, dulu tuan mas galak (daendels) menancapkan sebuah tongkat di pinggir sungai cikapundung sambil berkata ; z'org, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd!' (usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!). sekarang, tempat dimana daendels menancapkan tongkat itulah yang dikenal dengan kilometer nol. argi kemudian duduk di samping tugu putih nan mungil tersebut, sementara saya duduk di sebelah argi.
19.30 pm
"dulu aku pernah marahan sama sofi a." tiba-tiba argi memulai pembicaraan dengan suara yang sedikit parau.
"marahan?" tanya saya.
"iya. sering sebenernya marahan teh. cuma waktu itu ada kejadian lucunya."
"lucu kenapa beib?" tanya saya sambil tersenyum.
"waktu itu teh aku pernah telat nganterin sofi waktu mau beli vcd apa gitu aku lupa di kota kembang. padahal sofi udah bilang klo dia mau naik angkot aja, tapi akunya ngotot pengen nganter. sementara aku teh ada briefing dulu sama anak-anak softball." ucap argi sambil memandang ke arah saya.
"terus?"
"ya terus sofi teh ngambek karena aku nya kelamaan. jadi weh si sofi teh langsung naik angkot sendirian ke kota kembang. terus akhirnya aku nyusul sofi naik motor, lewat jalan ini nih." jawab argi sambil menunjuk ke arah perempatan tadi barusan kita lewati.
"terus ketemu sama sofi nya?" tanya saya sambil menopang dagu dengan tangan kanan saya.
"ketemu sih. tapi ketemunya lucu banget. waktu itu teh aku buru-buru naik motornya dan ngga ngeliat ada mobil yang mau belok ke savoy, da mobilnya teh ngga ngasih lampu sen. akhirnya karena kaget, motor aku teh jatuh a. pas banget di tengah jalan ini." ucap nya sambil menunjuk ke arah jalan yang ada di depannya.
"motornya ngga apa-apa kan beib?" tanya saya dengan mimik muka serius.
"hahaha. sial nih si aa. motornya mah gpp, tapi aku nya lecet-lecet. terus satpam savoy teh langsung nolongin aku. aku dibawa duduk persis di sebelah tugu kecil ini a. waktu itu teh langsung banyak yang ngeliatin, da kecelakaan tea. untung lukanya ngga parah-parah amat a, cuma lecet. nah, terus aku teh langsung nelfon sofi dan bilang klo aku kecelakaan di depan savoy. wah dia teh langsung heboh dateng ke sini nanyain ini-itu, kenapa bisa jatuh, dll lah pokoqnya mah." ucap argi.
"emang kamu tabrakannya kapan beib? siang?"
"sore a, waktu magrib lah. soalnya waktu sofi dateng teh udah adzan. akhirnya setelah satu jam lebih, cuma tinggal aku, sofi sama bapak-bapak yang suka jualan koran deket sini. yang lainnya udah pada pergi. terus sofi bilang klo aku udah gpp, dan akhirnya si bapak-bapak itu pergi. jadi tinggal kita berdua aja deh. lucu banget a, padahal sebelumnya kan lagi marahan tapi gara-gara liat aku kecelakaan si sofi teh karunya meureun dan akhirnya kita baikan lagi. hehehe."
(karunya meureun = mungkin kasian)
"tuh nya, si sofi mah bageur. ngga kaya kamu."
(tuh nya = tuh kan ; bageur = baik)
"emang bener a. hehehe. terus waktu aku minta maaf, si sofi teh bilang gini ; 'heh argi surargi, nih pas banget ada tugu Kilometer 0 . sekarang kita mulai dari awal lagi. maneh tong bedegong teuing jadi budak teh.'" ucap argi sambil melihat ke arah tugu kecil tersebut.
(maneh tong bedegong teuing jadi budak teh = kamu jadi anak tuh jangan nakal-nakal dong)
"kaya iklan pertamina yah beib?" ucap saya sambil tersenyum ke arahnya.
"iklan pertamina?" tanya argi heran.
"dimulai dari nol ya pak?" ucap saya meniruka jingle iklan pertamina.
"hahahaha. iya yah a, jadi mirip iklan pertamina. harusnya si sofi dapet royalti tuh dari pertamina."
"hehe...dasar argi surargi si bocah tua nakal."
"enak aja, aku belum tua kali."
"inget umur woy! udah seperempat abad kamu teh. sok muda banget sih. hehehe."
"habis klo ada di deket aa teh aku berasa awet muda."
"maksudnya aa teh udah tua gitu?? dasar." jawab saya sambil mencubit lengan si argi.
"hahahaha...becanda atuh a. eh iya a, cabut lagi yuks." ucap argi sambil memegang paha saya.
"ke mana?" tanya saya sambil memegang tangannya.
"final destination." jawabnya sambil berdiri.
kemudian kami berdua berjalan menuju tempat parkiran dan kembali meluncur di jalanan kota bandung. sekarang saya sedang melewati 'trocadero' nya kota bandung yaitu jalan braga. di sini, argi meminta saya untuk menepi sebentar karena ingin membeli sesuatu di mini market yang letaknya ada di depan braga city walk. saya tidak tahu argi sedang membeli apa di mini market tersebut karena saya memilih untuk menunggu di luar. setelah selesai, kami kembali masuk ke dalam kendaraan dan kali ini argi meminta saya untuk menuju 'final destination' nya. saya pun mengangguk dan memacu mobil jauh lebih cepat karena diburu waktu untuk pulang kembali ke jakarta.
20. 15 pm
saya mematikan mesin mobil. menatap lurus ke depan sebentar, kemudian menoleh ke arah argi yang sedang menggenggam sebuah bungkusan berbentuk kotak dengan perasaan cemas. saya kemudian menyentuh tangannya dan menggenggamnya dengan erat. erat sekali. setelah argi tersenyum, saya lalu menyuruhnya untuk melakukan aksinya karena saat ini kami sudah berada di depan sebuah rumah yang ada di daerah suryalaya. rumahnya sofi ardan prasetyo. atau lebih tepatnya, rumah yang dulu pernah ia tempati karena sekarang keadaan rumah itu sudah kosong melompong. sepi. sunyi. dan senyap.
penghuni rumah itu sudah lama pindah karena suatu dan lain hal. argi tahu bahwa orang yang ingin ditemuinya saat ini sedang tidak berada disana, tapi perasaannya saat ini sangat sulit untuk dibendung. oleh karena itu argi memutuskan untuk menaruh sebuah kado kecil darinya untuk orang itu, sebuah bungkusan berisi choki-choki, makanan favorit orang yang pernah dan masih ia sayangi itu.
tak masalah orang itu tahu atau tidak apa yang dilakukan oleh argi untuknya, yang penting argi sudah melakukan apa yang ia ingin lakukan. bukankah kita semua akan merasa puas ketika sudah melakukan sesuatu yang kita inginkan terlepas dari apakah perbuatan kita itu diketahui oleh orang yang bersangkutan atau tidak. yang penting, perasaan dan keinginan kita sudah kita sampaikan sebagai bukti dari ketulusan kita.
argi menatap lekat-lekat ke arah rumah kosong itu yang halamannya sudah ditumbuhi rumput yang menjulang dan tak terawat. rumahnya gelap, di beberapa sisi temboknya pun sudah terlihat kusam dan catnya sudah terkelupas.benar-benar rumah kosong tanpa penghuni. argi kemudian meletakkan bungkusan berisi choki-choki tersebut di atas tembok pagar rumah itu. argi terlihat sedang menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan, berusaha untuk menenangkan dirinya. setelah perasaannya lega, argi kembali masuk ke dalam mobil.
gimana sekarang beib? udah lega?" tanya saya sambil mengusap-ngusap tengkuk lehernya.
"iya a. cukup lega. hehe...aneh yah, ngga penting banget yang aku lakuin teh." ucap argi sambil nyengir ke arah saya.
"menurut aa sih meaningfull banget. asa beuki nyaah sama si ucing kasep teh." jawab saya sambil mencium tangannya.
(aa jadi tambah sayang sama si ucing kasep)
"hehehe. haturnuhun a. eh iya a, aku tadi beli susu kesukaan aa." ucap argi sambil mengeluarkan dua buah kaleng susu beruang.
"waaah....meni bageur si kasep teh. tolong bukain atuh." ucap saya sambil menatap ke arahnya.
(meni bageur = baik banget)
"nih a, susunya." ucapnya sambil menyerahkan sebuah kaleng susu, sementara argi memegang satu kaleng susu yang satu lagi.
"wanna toast?" ucap saya kepada argi sambil mendekatkan kaleng susu ke arahnya.
"for the sake of our love." ucap argi sambil menempelkan kaleng susu miliknya.
"cheers..." ucap kami bersamaan kemudian langsung meminum susu itu sampai habis.
"aaaahhh...segerrrr. hayu a kita balik ke jakarta."
"ok beib."
"back to the reality..." ucap argi sambil tersenyum.
"okay. please seat up your seat belt and let's go back into the real life.....arrreeebaaaa..." teriak saya kencang.
"scupaduva arrreeebaaaaaaa" teriak argi sambil menyalakan sebuah lagu di dvd changer.
Me and my boyfriend
I've got a boyfriend now
He's my dearest pal
He'll always catch me when I fall
He's always there when I call
I've got a boyfriend now
He always talks so loud
Even in a crowded house
He always shows what he got
I share my dreams and all my stories
I don't think I need my diary
If you're teasing me, don't you worry?
I will keep you in my memories
When my boyfriend smiles
The world seems all mine
And all the days seems truly fine
Make me reach up for the sky
Me & my boyfriend now
We're moving so slow
If you really want to know
Come on and join the show!
I share my dreams and all my stories
I don't think I need my diary
If you're teasing me, don't you worry?
I will keep you in my memories
When I'm blue. feel so lonely
No one sits here right beside me
I'm gonna call you just to hurry
Come and see me
It's so scary and I need you desperately
I share my dreams and all my stories
I don't think I need my diary
If you're teasing me, don't you worry?
I will keep you in my memories
I share my dreams and all my stories
I don't think I need my diary
If you're teasing me, don't you worry?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar